Wednesday 1 July 2015

Yuk Ke Tanah Suci





Setiap muslim pasti ingin berkunjung ke tanah suci. Menjadi tamu Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Melihat Mekkah dan Madinah, tawaf di samping Ka’bah, berkunjung ke Makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, shalat di Raudhah, adalah impian setiap muslim di seluruh dunia. Ada bermacam cara menjadi tamu Allah Subhanallahu wa Ta’ala, ada yang dipanggil berhaji, ada yang dipanggil umroh, ada yang dipanggil sebagai mahasiswa terlebih dahulu, ada yang harus susah payah bekerja menjadi TKI, ada yang bolak-balik ke tanah suci sebagai pembimbing umroh, ada juga benra-benar berangkat karena keinginannya dan banyak pula yang datang karena ‘tiba-tiba terpanggil’. Sudah saya jelaskan di postingan sebelumnya, tentang empat panggilan ke Tanah Haram. Jika Allah Subhanallahu wa Ta’ala berkehendak, maka selalu ada jalan untuk sampai ke tanah suci.
Saya sampai ke tanah suci, Alhamdulillah, atas izin Allah Subhanallahu wa Ta’ala, karena keinginan besar ibu saya yang ingin berangkat umroh bersama-sama dengan saya, sejak ia merasa selalu melihat saya di Tanah Suci ketika ia berhaji di 2011 silam. Mashaa Allah.
Ada juga seorang teman, yang sampai ke tanah suci, tanpa mengeluarkan biaya perjalanan, karena mendapat hadiah dari kantornya, padahal sebelumnya ia tak berpikir untuk berangkat umroh di usia muda. Tapi, Qadarallah, takdir membawanya ke tanah suci, sepulang dari perjalanan ini, yang sering kami bicarakan bersama hanyalah, bagaimana caranya agar kami bisa selalu kembali. Karena rindu ini selalu berpulang ke Tanah Suci.
Ada juga cerita teman yang lain, bahwa saudaranya berangkat umroh, pun gratis, dibiayai oleh salah seorang wali murid yang diajarnya mengaji. Mashaa Allah.

Tidak harus kaya raya untuk sampai ke tanah suci, karena jika Allah Subahanallahu wa Ta’ala berkehendak menjadikan kita tamu Nya, maka akan selalu ada jalan indah untuk sampai kesana.
Pun, tak harus berhati bersih untuk menjadi tamu Nya, karena banyak juga yang justru dipanggil untuk diperlihatkan balasan keburukan-keburukan perbuatannya selama ini.
Tidak selalu harus sehat untuk sampai ke Tanah Suci, karena banyak yang setelah menginjak tanah suci, mereka yang tadinya stroke, justru tiba-tiba bisa berjalan, dan mereka yang tadinya selincah kuda, bisa jadi malah sakit-sakitan selama di sana. Semua tergantung niat, amalan, ibadah dan cara Allah Subahanallahu wa Ta’ala menguji kita. Right, everythings happen for a reason.


 
Bagaimana Caranya Berangkat Ke Tanah Suci?

Niat. Segala sesuatu berawal dari niat. Niatkan dalam diri ini, kita ingin sampai ke tanah suci. Kita ingin beribadah di sana, ingin menyempurnakan Rukun Islam, ingin berkunjung ke rumah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, ingin melihat Ka’bah. Luruskan niat, kita bukan ke tanah suci, hanya agar dipanggil haji atau hajjah. Bukan hanya agar punya kumpulan poto yang bisa dipamerkan, bukan pula hanya agar dipandang terpandang dan mapan, agar orang-orang menghormati kita. Jika anda berangkat dengan niat-niat buruk seperti itu, waspadalah, mungkin setan yang sebenarnya sedang memanggil anda.

Berdoa. Jangan pernah meremehkan kekuatan doa. Doa adalah senjata terampuh yang kita miliki untuk segala hajat. Mintalah, maka akan Aku beri, bahkan Allah Subhanallahu wa Ta’ala berjanji akan memberikan apa yang kita minta. Tentu saja, with any term and conditions. Maka jangan putuskan doa dalam setiap solat kita, dalam setiap ruku dan sujud-sujud panjang kita, dalam keadaan lapang atau sempit, ada uang atau tidak, yakinlah pada kekuatan doa. Indahnya doa dalam sujud adalah ketika kita membisikkan sesuatu kepada bumi tetapi terdengar sampai ke langit. Dahsyatnya doa di penghujung malam seperti anak panah yang melesat langsung mengenai sasarannya. Mashaa Allah. Berdoalah, berdoalah, agar diri ini disampaikan ke Tanah Haram, agar diri ini di undang menjadi tamu Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Aamiin.
 
Sedekah. Tak kan berkurang, harta yang sedekah, akan bertambah, akan bertambah. Mate-matika Allah Subahanallahu wa Ta’ala jauh berbeda dengan mate-matika kita yang merupakan ilmu pasti.
2 – 1 = 1 adalah perhitungan manusia
2 – 1 = ~ adalah perhitungan Allah Yang Maha Kaya dan Pemurah.
Boleh jadi Allah Subhanallahu wa Ta’ala membalasnya dengan 10, atau 70, atau 700, namun hak Allah Subahanllahu wa Ta’ala pula untuk menggantinya dengan berkali lipat hingga tak terhingga. Bukan hanya di dunia namun juga kelak di akhirat, bukan hanya materi, namun boleh jadi kesehatan, jodoh, anak, pekerjaan, hidayah, apa saja yang Allah Subahanallahu wa Ta’ala kehendaki.
Bila tabungan kita belum cukup untuk ukuran manusia agar bisa berangkat ke tanah suci, bersedekahlah, dengan mengharap keridhoan Allah Subahanallahu wa Ta’ala.

Berusaha. Doa dan ikhtiar itu seiring dan sejalan. Ada memang, orang yang ketika berdoa, langsung dikabulkan, namun banyak pula yang harus bekerja keras terlebih dahulu untuk mengawal doa-doanya sebelum dikabulkan. Allah Subhanallahu wa Ta’ala lebih mengetahui yang terbaik untuk kita sedang kita tidak. Setelah niat, doa dan sedekah, maka berusahalah. Usaha banyak macamnya, bisa dengan menabung, bisa dengan membantu orang lain, bisa dengan berbuat baik, menyebarkan dakwah, mengajar ilmu agama, bahkan ikut lomba yang berhadiah ke tanah suci. Semua bentuk usaha, selagi masih dijalan yang benar, adalah sah-sah saja.

Berangkat. Percayalah, percayalah pada kebesaran Allah Subhanallahu wa Ta’ala, jika sudah saatnya dipanggil, maka kita akan berangkat. Tidak akan ada yang bisa menghalangi, dan tidak ada yang bisa menebak bagaimana caranya kita berangkat. Pun sebaliknya, jika memang belum saatnya, maka akan selalu ada saja halangan yang membuat kita tidak berangkat meskipun kita sudah menyiapkan segala sesuatunya. Namun, jika anda memang berlebih rezeki, niatkanlah untuk menjejakkan kaki di dua tanah haram. Sungguh, uang bisa dicari, barang-barang berharga tidak dibawa mati, wisata keliling Eropa tidaklah wajib, pun semua harta adalah titipan Illahi Rabbi yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban kemana semua itu dipergunakan. Namun hidayah, tak ujug-ujug datang sendiri, ia haruslah dijemput, harus diperjuangkan.
Jangan takut berangkat umroh atau haji, jangan pernah tunda dengan kalimat,
‘nantilah menunggu hati bersih’
‘nantilah menunggu panggilan’
‘nantilah jika ilmunya sudah cukup’
Pergilah, maka Allah Subhanallahu wa Ta’ala akan membersihkan hati ini. Pergilah, sesungguhnya rezekimu yang berlebih itu merupakan panggilan sayang Allah Subhanallahu wa Ta’ala kepadamu. Pergilah, karena setiap perjalanan akan mendatangkan ilmu yang baru, bahkan pada perjalanan yang tidak menyenangkan sekalipun, apalagi ini perjalanan suci.
Pergilah, kunjungi Nabimu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, sampaikan salammu di Masjidnya. Pergilah, mohon ampun pada Rabb mu, di depan Baitullah. Karena tidak ada tempat yang lebih indah di muka bumi ini selain Mekkah dan Madinah. Karena tiada rindu yang lebih haru di dunia ini selain rindu pada dua Tanah Haram.


Apa Yang Harus di Persiapkan?

1. Mendaftar ke Biro Perjalanan yang Kredibel dan Reputable.
    Tidak tahu info tentang biro perjalanan yang terpercaya? Cek infonya di Depag, biasanya Departemen Agama memiliki daftar travel yang memiliki izin untuk memberangkatkan jamaah haji dan umroh. Selain Depag, kita juga bisa bertanya pada ustad yang biasanya memiliki link ke biro perjalanan semacam ini. Setelah menemukan biro perjalanan yang dirasa pas, cek dan ricek lagi ke Depag, apakah biro perjalanan memiliki izin resmi, bisa juga melacak track record nya melalui internet, atau bertanya pada kenalan yang sudah pernah berangkat melalui biro perjalanan tersebut. Bagaimana proses pendaftarannya, berapa biayanya, sudah termasuk apa saja biaya tersebut, berapa lama perjalanannya dan hal-hal detail lain yang memang semestinya ditanyakan sebelum mendaftar. Karena banyak sekali kejadian seperti uang yang dibawa kabur, atau jamaah yang terlantar, itu semua karena kurangnya antisipasi dan riset pada biro perjalanan yang digunakan, walau terkadang ada juga hal-hal yang diluar kuasa manusia yang menyebabkan terjadi halangan dalam perjalanan tersebut.
    Umroh kemarin, saya dan keluarga menggunakan jasa tour and travel dari PT. Grand Shafa Nauli, yang beralamat di Jl. Letda Sudjono, Medan. Atas rekomendasi ustad kenalan kami, yang baik hati dan In shaa Allah Ta’ala bisa dipercaya. PT.GSN menyediakan paket umrah, waktu itu selama 12 hari perjalanan dengan biaya $1950 per orang (pada April 2015, red) dengan perincian, biaya tersebut sudah termasuk :
-Tiket PP kelas ekonomi, waktu itu kami menggunakan pesawat Saudia Airlines, berangkat dari Kuala Namu Internasional Airport dan tiba di Prince Mohammad bin Abdul Aziz, Madinah (keberangkatan bisa saja menggunakan pesawat yang berbeda dan bisa saja langsung ke Mekkah atau Jeddah, atau mungkin harus transit dulu, tergantung situasi dan kondisi pada keberangkatan)
-Visa
-Hotel di Madinah dan Mekkah, waktu itu kami menempati Hotel Madinah Al Mubaraq, yang berjarak kira-kira 100 meter dari Masjid Nabawi, Madinah. Hotelnya bagus, kamarnya cukup besar, dengan kuota 4 orang perkamar, atau bisa juga 2 orang perkamar dengan biaya tambahan, ada kamar mandi didalam, AC, TV, Kulkas dan Brangkas. Sementara ketika di Makkah, kami menginap di Hotel Nawarat Syams 1, sekitar 1 km dari Masjid Haram, terletak di Ibrahim Al Khaleed st, Misfalah. Tapi percayalah, 1 km tidak jauh saudara-saudara, karena jalan kaki adalah olahraga utama dalam ibadah haji dan umroh, sepanjang jalan akan ada lautan manusia yang tak pernah sepi, sehingga jarak bukanlah masalah besar setiap akan berangkat ke Masjid. Melangkah perlahan ditemani burung merpati dan jajaran pertokoan yang menjual aneka makanan dan oleh-oleh, tidak sampai 10 menit, kita akan sampai ke Masjid Haram.

Hotel di Mekkah dan Bus yang digunakan dalam perjalanan.

-Makan 3x sehari dengan menu Indonesia, terkadang sudah di modifikasi :D katering kami enak, variasi makanannya beragam dan sekali lagi, saya pribadi bukanlah orang yang suka mengeluh tentang makanan. Jadi makanan apapun yang disediakan katering akan saya syukuri dan makan dengan lahap. Be Grateful.
-Perlengkapan Ibadah, kami menerima 3 buah tas dari travel. Sebuah koper untuk pakaian, sebuah tas sandang untuk perlengkapan yang lebih kecil, misalnya sandal, handuk kecil, peralatan mandi dan lain-lain, juga tas kecil untuk menyimpan paspor, notes, handphone dan benda-benda yang selalu kami bawa. Selain itu kami juga mendapat mukena untuk perempuan, dan kain ihram untuk lelaki, sebuah buku panduan ibadah, dan kain seragam yang harus dijahit sebagai penanda travel kami saat berangkat dan pulang.
-Air Zam-Zam 5 liter, sebelum ini jamaah bisa mendapat jatah air sampai 10 liter, namun sejak Januari 2015, jatah air yang boleh dibawa jamaah dibatasi hanya sampai 5 liter saja, maka saat kembali kemarin, kami mendapat jatah air Zam-Zam sebanyak 5 liter atau 1 botol sedang per orangnya.

Jatah air Zam-Zam, hemat-hemat pakainya

-Transportasi Bus AC, yang digunakan dari bandara ke hotel, saat City Tour, berangkat dari Madinah ke Mekkah, juga saat perjalanan pulang.
-Ziarah dan City Tour, rute setiap travel biasanya sama (riset dengan bertanya pada setiap jamaah yang ditemui saat di Madinah dan Mekkah, tidak hanya jamaah dari Indonesia namun juga dari negara lain), di Madinah, kita akan ziarah ke Raudhah, melihat Makam Baqi, kemudian city tour ke Masjid Quba, sekilas pandang ke Masjid-Masjid bersejarah ,kemudian Perkebunan Kurma, Jabal Uhud, juga Percetakan Al Quran. Jika ada tempat-tempat lain yang dikunjungi, misalnya Jabal Magnet, biasanya terjadi atas kesepakatan jamaah dengan mutawwif. Sementara di Mekkah, kita akan city tour ke Jabal Tsur, Jabal Nur dan melihat Gua Hira, Jabal Rahmah sekaligus Padang Arafah dan Masjid Namirah, kemudian Masjid Ja’ranah untuk mengambil miqat pelaksanaan umroh kedua. Rute-rute tambahan semacam Musseum, Perternakan Unta, Masjid Hudaibiyah dan lain-lain terjadi atas kesepakatan jamaah dan mutawwif dengan ekstra ongkos tambahan karena diluar program travel. (Ongkos tambahan bukan untuk mutawwif, semata-mata untuk membiayai perjalanan yaitu membayar bus yang digunakan, karena rute tambahan tidak termasuk dalam program yang disediakan travel)
-Guide/Mutawwif, yaitu pemandu yang disediakan untuk memandu jamaah, baik pada saat pelaksanaan umroh (mulai dari ihram, tawaf, sa’i sampai tahalul), atau ketika ziarah dan city tour, mutawwif akan memandu jamaah mulai dari tiba di Madinah sampai saat ke Bandara untuk kembali ke tanah air.
 
ini dia mutawwif kami (baju hitam, tapi bukan saya) ustad pemandu yang akan membimbing sepanjang ibadah umroh, mulai dari kami tiba di bandara Madinah, sampai mengantar kami pulang di Jeddah.

2. Menyiapkan Paspor, Visa dan Surat Mahram (khusus perempuan)
    Untuk ke Tanah Suci kita harus menyiapkan paspor asli yang masih berlaku minimal 7 bulan, dengan penulisan nama dalam paspor minimal 3 suku kata (misalnya, Olala Reni Widiati), namun jika nama kita hanya terdiri dari dua suku kata, maka ditambahkanlah nama ayah dibelakang nama kita. Pihak travel juga bersedia membantu pembuatan paspor jika kita tidak sempat atau mengalami kesulitan dalam proses pembuatan paspor. Tentu saja, paspor diluar biaya perjalanan. Selain paspor, perlu juga disiapkan surat mahram. Apa itu surat mahram? Saya juga kurang paham, semacam surat keterangan mahram, seperti saya yang belum menikah, maka saya memerlukan surat keterangan yang menjelaskan anak siapa saya ini, siapa mahram yang bertanggung jawab atas saya dan semacam itu. Sama seperti paspor, surat keterangan ini juga diluar biaya perjalanan dan disiapkan oleh pihak travel.

3. Cek Kesehatan dan Info Cuaca
     Penting sekali untuk selalu mengecek kondisi tubuh sebelum berangkat.  Jika ada penyakit bawaan, konsultasi ke dokter sebelum berangkat, siapkan obat yang biasa diminum, juga obat-obatan untuk penyakit yang kerap muncul, misalnya obat sakit kepala, demam, flu dan batuk, sakit gigi, sakit perut/magh, obat tetes mata, obat sendi (karena akan ada banyak sekali sesi jalan kaki), obat oles semacam balsem atau minyak angin, vitamin C, obat penambah darah, plester, koyo tempel, juga spray untuk menyemprotkan air ke wajah (agar kulit tidak kering), tapi saya berharap anda sekalian sehat selama menjalankan ibadah di Tanah Suci, namun tentu saja, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati.
    Lakukan pemeriksaan rutin sebelum berangkat, kurangi tidur larut malam, jaga pola makan dan perbanyak minum vitamin, serta mohon kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala agar ibadah berjalan lancar. Selain kesehatan diri, sangat dianjurkan untuk mengecek info cuaca dan musim di Tanah Haram. Bulan April silam saat berangkat, suhu di Madinah bisa mencapai titik terendahnya di 15°C ketika malam tiba, namun saat Ramadhan ini, ternyata Jazirah Arab sedang dilanda musim panas dengan suhu bisa mencapai 45-50°C. Penting untuk diketahui agar kita bisa mempersiapkan bawaan kita dengan baik. Juga untuk persiapan obat-obatan yang mungkin dibutuhkan didua musim yang berbeda secara ekstrem tersebut.

4. Persiapan Perlengkapan Secukupnya
    Packing adalah hal vital dalam perjalanan. Mempersiapkan koper dengan baik akan memudahkan perjalanan. Bawa pakaian seperlunya. Hitung dengan cermat berapa hari anda akan melakukan ibadah. Pisahkan pakaian yang akan dipakai ketika berangkat (dan pulang, karena biasanya saat berangkat kita akan memakai seragam), kemudian susun pakaian dengan cara di gulung, agar lebih banyak space dalam koper. Cukup membawa tiga atau empat setelan pakaian, yang akan digunakan untuk ihram, ziarah atau city tour. Bawa pakaian sesuai musim, jika di Arab sedang musim dingin bawa pakaian yang tebal dan beberapa potong sweater atau jaket tebal, juga selimut. Namun jika sedang musim panas, bawa pakaian yang menyerap keringat, topi, masker, juga kacamata. Pikirkan juga apakah anda lebih memilih membawa berupa-rupa baju agar tak perlu mencuci atau akan menggunakan jasa laundry disana. Biasanya di tiap hotel ada jasa laundry dengan tarif yang beragam. Hanya laundry kan baju anda yang tidak bisa anda cuci sendiri, misalnya kain ihram, atau baju terusan, sementara untuk jilbab, kaos-kaos atau pakaian tidur, sebaiknya cuci saja sendiri di hotel.
    Satu kemungkinan lagi, bawalah pakaian secukupnya, karena anda bisa dipastikan, 90% akan membeli pakaian baru disana. Sisakan ruang dalam koper untuk membawa tanda mata yang akan anda beli disana. Jadi bawalah sekitar 60% dari koper anda. Bawalah pakaian yang tidak ribet, dengan motif sederhana, tidak mencolok, nyaman dipakai, dan mudah dicuci. Lebih baik jika warnanya hitam atau putih saja. Bawalah mukena, karena lebih praktis langsung memakai mukena kemana-mana (jika anda wanita). Jangan lupa membawa sandal, sapu tangan, dan tabir surya. Jadi jika disimpulkan, misalnya anda melakukan ibadah selama 12 hari, bawalah 3-4 potong pakaian, 1 potong pakaian tidur, sebuah mukena dan jilbab secukupnya, 1 potong jaket atau sweater, selimut atau kain panjang jika sedang musim dingin, kaos kaki yang banyak, manset, handuk, kemudian 1 potong pakaian ihram atau kain ihram, bawa juga beberapa potong hanger. Pakaian yang sudah dipakai sebaiknya langsung dicuci, jika memungkinkan dicuci di hotel, jika tidak segera laundry saja, jika tidak kotor pakai saja lagi, karena udara di Madinah dan Mekkah memang panas, namun tidak gerah, karena daerahnya berangin, sehingga kita tidak berkeringat selama disana.
     Bawa perlengkapan mandi secukupnya, dan selalu gunakan tabir surya atau pelembab, untuk wajah dan kulit tubuh, kulit akan diterpa udara kering yang akan membuatnya terkelupas bahkan tergores. Selalu pastikan kelembapan kulit dan basahi wajah dan bibir dengan saputangan basah atau spray. Terakhir, tidak perlu mandi dua kali sehari selama disana. Saya hanya mandi satu kali setiap hari disana, saat malam sebelum tidur. Kita baru akan kembali ke kamar hotel, minimal pukul 10 malam, dan baru akan tidur sekitar pukul 11 malam, dan akan bangun lagi paling tidak pukul 2 pagi karena harus bersiap-siap ke Masjid. (Azdan pertama di Masjid Nabawi atau Masjid Haram sekitar pukul 3-4 pagi. Mandi satu kali saja sudah cukup, terlalu sering mandi akan membuat kulit semakin kering. Perlu diingat bahwa udara di Jazirah Arab yang merupakan negeri padang pasir berbeda dengan Indonesia yang merupakan negara tropis dengan tingkat kelembapan udara tinggi.

5. Persiapan Uang Saku dan List Oleh-Oleh 

contoh uang riyal

     Siapkan uang riyal anda dari Indonesia. Bawa pecahan yang kecil, SR1, SR5, SR10 atau SR50. Banyak barang yang dijual seharga SR10 (sekitar Rp.35.000-Rp.37.000), sehingga membawa banyak pecahan SR10 tentu akan lebih baik. Jika anda tidak membawa cukup banyak uang riyal, jangan tukarkan uang anda di bandara karena biasanya lebih mahal, bawa saja atm, karena kita bisa menarik uang dari bank setempat, dengan nilai tukar yang lebih murah ketimbang di money changer. Siapkan juga dana untuk antisipasi hal-hal yang tidak terduga, misalnya untuk membayar dam, kalau-kalau kita melanggar pantangan selama berihram, juga untuk membayar orang, kalau-kalau kita sakit dan harus didorong selama umroh, untuk perincian biayanya, bisa ditanyakan pada ustad tempat anda melakukan manasik atau kepada pihak travel. Buat list orang-orang yang akan anda belikan oleh-oleh, beserta jenis barang yang akan dibeli. Jangan tergiur membeli barang-barang yang ditawarkan murah, jika memang tidak ada manfaatnya untuk anda.
   Belilah kurma dan aneka jajanan di Pasar Kurma, Madinah, karena harganya jauh lebih murah. Kalau saya pribadi menyarankan untuk berbelanja di Madinah saja, penjualnya lebih ramah, barangnya lebih bagus, harganya lebih murah dan banyak pilihan. Tapi teori ini memang hanya teori, karena pada prakteknya nanti, sebagian besar dari kita akan terkena syndrome, let’s shopping in every vacant moment :D, laper mata itu memang susah di kontrol. Be wise.

6. Manasik
    Biasanya pihak travel akan menyelenggarakan manasik paling tidak 2 kali sebelum berangkat. Ustad yang menjadi kontributor tempat kami mendaftar menyelenggarakan manasik di rumahnya sebanyak 2 kali. Beliau mengingatkan juga menjelaskan step by step tahapan yang akan kami lalui dalam ibadah. Apa yang tidak boleh dan tidak boleh. Beliau juga mengajarkan doa-doa yang setidaknya harus kami tahu dan hapal selama umroh, misalnya paling tidak bacaan tawaf, niat umroh, tawaf, sa’i, solat sunah tawaf, doa masuk masjid, doa bepergian dan lain-lain.
    Manasik sendiri sebenarnya adalah persiapan rohani kita sebelum berangkat. Bersihkan diri dari penyakit-penyakit hati yang masih ada. Jika marah, maafkanlah. Jika membenci, damailah. Jika masih berhutang, lunasilah. Jika masih ada yang berhutang pada kita, iklaskanlah (jika sedikit :D), tak lupa luruskan niat, teguhkanlah dalam diri, bahwa kita akan bertamu ke rumah Allah Ta’ala, akan bertamu ke Masjid Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam, bukan untuk jalan-jalan. Perbanyaklah berdoa dan berdzikir, serta memohon ampun, tidak ada yang tahu perjalanan hidup kita akan sampai dimana, tidak ada yang bisa menjamin kita kembali ke tanah air.
    Sejatinya panggilan ini seharusnya mengubah kita dari yang tadinya kurang baik, jadi semakin baik. Dari yang tadinya sholat diulur-ulur jadi tepat waktu, atau bahkan dari yang tadinya tidak sholat, jadi rajin sholat bahkan ke Masjid (untuk laki-laki), berdoalah agar Allah Subhanallahu wa Ta’ala mengampuni dan memberi hidayah kepada kita. Karena Tanah Suci, adalah tempat mustajab di muka bumi ini.

Apa Yang Harus Di Perhatikan ??

Jangan pernah lupa mencatat nomor telepon mutawwif anda, ustad anda dan perwakilan taravel anda, dan pastikan anda memiliki pulsa minimal untuk sms, juga pastikan anda sudah mengatur nomor panggilan anda selama di Tanah Suci. Jangan lupa selalu gunakan kode negara ketika akan menelepon atau berkirim sms.

Jangan lupa mencatat nama hotel, nomor kamar, nama jalan dan daerah tempat anda menginap. Bawalah kartu nama hotel yang biasanya dibagikan kepada anda setelah anda sampai. Perhatikan daerah tempat anda menginap, ingat-ingatlah bentuk bangunan hotel, jalan yang dilalui, atau beri tanda khusus yang memudahkan anda mengingat, misalnya, disebelah hotel saya ada sebuah mal atau hotel saya letaknya disamping restoran cepat saji.

Ketika ke Masjid, selalu ingat anda masuk dari pintu berapa. Ada banyak pintu dan jalan baik di Masjid Nabawi maupun Masjid Haram. Pehatikan nomor yang tertera juga nama pintunya. Jika anda kehilangan arah, bertanyalah pada askar atau petugas kebersihan yang biasanya ramah-ramah dan bisa berbahasa Indonesia sedikit-sedikit.

Jika anda tersesat atau terpisah dari rombongan, jangan panik. Jika di Masjid, tanyalah arah pada petugas, atau jamaah Indonesia yang anda temui, atau jika tidak ada jamaah Indonesia sejauh anda mencari, tunjukan saja kartu hotel anda pada orang yang anda tanya, kemungkinannya adalah, diantara 10 orang pasti ada 1 orang yang bisa menjawab pertanyaan anda. Jika anda terus menerus tersesat dan berputar-putar, maka beristighfarlah, mungkin anda sedang ditegur. Jika anda terpisah dari rombongan saat city tour, telepon teman anda, tidak, lebih baik telepon mutawwif anda. Jelaskan dengan rinci tempat anda berada, In shaa Allah anda akan dijemput. Tidak punya pulsa? Pergi dan cari rombongan dari Indonesia, jelaskan situasi anda pada kepala pemandu mereka dan minta tolong agar diizinkan ikut serta sampai kembali ke Masjid. Atau berikan kartu nama hotel tempat anda menginap agar anda diantar sampai ke hotel, bisa juga berikan nomor mutawwif anda agar mereka dapat menghubungi mutawwif anda dan menjelaskan situasinya. Jika anda tersesat saat tawaf atau sa’i, jangan membuang-buang waktu dengan berusaha mencari rombongan. Lanjutkan saja ibadah anda terlebih dahulu, setelah selesai, baru gunakan cara-cara yang sudah disebut diatas.


Demikianlah, semoga beberapa tips tersebut bermanfaat bagi anda. Bagi yang akan menjalankan ibadah umroh ataupun haji, semoga Allah Ta’ala merahmati perjalanan anda, menjadikan anda haji dan hajjah yang mabrur, aamiin.
Lebih dan terutama banyak kekurangan saya mohon maaf, jika ada kesalahan dalam tulisan ini benar-benar murni kesalahan saya, dan sekiranya ada pelajaran yang bisa diambil, maka Alhamdulillah, mudah-mudahan berguna.

Salam rindu untuk Mekkah dan Madinah, semoga langkah kita disampaikan ke Tanah Haram, aamiin.
Wassalamualaykum Warrahmatullahi Wabarakatuh



2 comments: