Setiap muslim pasti ingin berkunjung ke tanah suci. Menjadi tamu Allah Subhanallahu
wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Melihat Mekkah dan
Madinah, tawaf di samping Ka’bah, berkunjung ke Makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wassallam, shalat di Raudhah, adalah impian setiap muslim di seluruh dunia. Ada
bermacam cara menjadi tamu Allah Subhanallahu wa Ta’ala, ada yang dipanggil
berhaji, ada yang dipanggil umroh, ada yang dipanggil sebagai mahasiswa
terlebih dahulu, ada yang harus susah payah bekerja menjadi TKI, ada yang
bolak-balik ke tanah suci sebagai pembimbing umroh, ada juga benra-benar
berangkat karena keinginannya dan banyak pula yang datang karena ‘tiba-tiba
terpanggil’. Sudah saya jelaskan di postingan sebelumnya, tentang empat
panggilan ke Tanah Haram. Jika Allah Subhanallahu wa Ta’ala berkehendak, maka
selalu ada jalan untuk sampai ke tanah suci.
Saya sampai ke tanah suci, Alhamdulillah, atas izin Allah Subhanallahu wa
Ta’ala, karena keinginan besar ibu saya yang ingin berangkat umroh bersama-sama
dengan saya, sejak ia merasa selalu melihat saya di Tanah Suci ketika ia
berhaji di 2011 silam. Mashaa Allah.
Ada juga seorang teman, yang sampai ke tanah suci, tanpa mengeluarkan
biaya perjalanan, karena mendapat hadiah dari kantornya, padahal sebelumnya ia
tak berpikir untuk berangkat umroh di usia muda. Tapi, Qadarallah, takdir
membawanya ke tanah suci, sepulang dari perjalanan ini, yang sering kami
bicarakan bersama hanyalah, bagaimana caranya agar kami bisa selalu kembali. Karena
rindu ini selalu berpulang ke Tanah Suci.
Ada juga cerita teman yang lain, bahwa saudaranya berangkat umroh, pun gratis,
dibiayai oleh salah seorang wali murid yang diajarnya mengaji. Mashaa Allah.
Tidak harus kaya raya untuk sampai ke tanah suci, karena jika Allah
Subahanallahu wa Ta’ala berkehendak menjadikan kita tamu Nya, maka akan selalu
ada jalan indah untuk sampai kesana.
Pun, tak harus berhati bersih untuk menjadi tamu Nya, karena banyak juga yang
justru dipanggil untuk diperlihatkan balasan keburukan-keburukan perbuatannya
selama ini.
Tidak selalu harus sehat untuk sampai ke Tanah Suci, karena banyak yang
setelah menginjak tanah suci, mereka yang tadinya stroke, justru tiba-tiba bisa berjalan,
dan mereka yang tadinya selincah kuda, bisa jadi malah sakit-sakitan selama di
sana. Semua tergantung niat, amalan, ibadah dan cara Allah Subahanallahu wa Ta’ala
menguji kita. Right, everythings happen for a reason.
Bagaimana Caranya Berangkat Ke
Tanah Suci?
Niat. Segala sesuatu berawal dari niat. Niatkan dalam diri ini, kita
ingin sampai ke tanah suci. Kita ingin beribadah di sana, ingin menyempurnakan
Rukun Islam, ingin berkunjung ke rumah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wassallam, ingin melihat Ka’bah. Luruskan niat, kita bukan ke tanah suci, hanya
agar dipanggil haji atau hajjah. Bukan hanya agar punya kumpulan poto yang bisa
dipamerkan, bukan pula hanya agar dipandang terpandang dan mapan, agar
orang-orang menghormati kita. Jika anda berangkat dengan niat-niat buruk
seperti itu, waspadalah, mungkin setan yang sebenarnya sedang memanggil anda.
Berdoa. Jangan pernah
meremehkan kekuatan doa. Doa adalah senjata terampuh yang kita miliki untuk
segala hajat. Mintalah, maka akan Aku
beri, bahkan Allah Subhanallahu wa Ta’ala berjanji akan memberikan apa yang
kita minta. Tentu saja, with any term and
conditions. Maka jangan putuskan doa dalam setiap solat kita, dalam setiap
ruku dan sujud-sujud panjang kita, dalam keadaan lapang atau sempit, ada uang
atau tidak, yakinlah pada kekuatan doa. Indahnya doa dalam sujud adalah ketika
kita membisikkan sesuatu kepada bumi tetapi terdengar sampai ke langit.
Dahsyatnya doa di penghujung malam seperti anak panah yang melesat langsung
mengenai sasarannya. Mashaa Allah. Berdoalah, berdoalah, agar diri ini
disampaikan ke Tanah Haram, agar diri ini di undang menjadi tamu Allah Subhanallahu
wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Aamiin.
Sedekah. Tak kan berkurang, harta yang sedekah, akan bertambah, akan bertambah.
Mate-matika Allah Subahanallahu wa Ta’ala jauh berbeda dengan mate-matika kita
yang merupakan ilmu pasti.
2 – 1 = 1 adalah perhitungan manusia
2 – 1 = ~ adalah perhitungan Allah Yang Maha Kaya dan Pemurah.
Boleh jadi Allah Subhanallahu wa Ta’ala membalasnya dengan 10, atau 70,
atau 700, namun hak Allah Subahanllahu wa Ta’ala pula untuk menggantinya dengan
berkali lipat hingga tak terhingga. Bukan hanya di dunia namun juga kelak di
akhirat, bukan hanya materi, namun boleh jadi kesehatan, jodoh, anak,
pekerjaan, hidayah, apa saja yang Allah Subahanallahu wa Ta’ala kehendaki.
Bila tabungan kita belum cukup untuk ukuran manusia agar bisa berangkat
ke tanah suci, bersedekahlah, dengan mengharap keridhoan Allah Subahanallahu wa
Ta’ala.
Berusaha. Doa dan ikhtiar itu
seiring dan sejalan. Ada memang, orang yang ketika berdoa, langsung dikabulkan,
namun banyak pula yang harus bekerja keras terlebih dahulu untuk mengawal
doa-doanya sebelum dikabulkan. Allah Subhanallahu wa Ta’ala lebih mengetahui yang
terbaik untuk kita sedang kita tidak. Setelah niat, doa dan sedekah, maka berusahalah.
Usaha banyak macamnya, bisa dengan menabung, bisa dengan membantu orang lain,
bisa dengan berbuat baik, menyebarkan dakwah, mengajar ilmu agama, bahkan ikut
lomba yang berhadiah ke tanah suci. Semua bentuk usaha, selagi masih dijalan
yang benar, adalah sah-sah saja.
Berangkat. Percayalah, percayalah pada kebesaran Allah Subhanallahu
wa Ta’ala, jika sudah saatnya dipanggil, maka kita akan berangkat. Tidak akan
ada yang bisa menghalangi, dan tidak ada yang bisa menebak bagaimana caranya
kita berangkat. Pun sebaliknya, jika memang belum saatnya, maka akan selalu ada
saja halangan yang membuat kita tidak berangkat meskipun kita sudah menyiapkan
segala sesuatunya. Namun, jika anda memang berlebih rezeki, niatkanlah untuk
menjejakkan kaki di dua tanah haram. Sungguh, uang bisa dicari, barang-barang
berharga tidak dibawa mati, wisata keliling Eropa tidaklah wajib, pun semua
harta adalah titipan Illahi Rabbi yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban
kemana semua itu dipergunakan. Namun hidayah, tak ujug-ujug datang sendiri, ia
haruslah dijemput, harus diperjuangkan.
Jangan takut berangkat umroh atau haji, jangan pernah tunda dengan
kalimat,
‘nantilah menunggu hati bersih’
‘nantilah menunggu panggilan’
‘nantilah jika ilmunya sudah cukup’
Pergilah, maka Allah Subhanallahu wa Ta’ala akan membersihkan hati ini. Pergilah,
sesungguhnya rezekimu yang berlebih itu merupakan panggilan sayang Allah
Subhanallahu wa Ta’ala kepadamu. Pergilah, karena setiap perjalanan akan
mendatangkan ilmu yang baru, bahkan pada perjalanan yang tidak menyenangkan
sekalipun, apalagi ini perjalanan suci.
Pergilah, kunjungi Nabimu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam,
sampaikan salammu di Masjidnya. Pergilah, mohon ampun pada Rabb mu, di depan
Baitullah. Karena tidak ada tempat yang lebih indah di muka bumi ini selain
Mekkah dan Madinah. Karena tiada rindu yang lebih haru di dunia ini selain
rindu pada dua Tanah Haram.
Apa Yang Harus di Persiapkan?
1. Mendaftar ke Biro Perjalanan
yang Kredibel dan Reputable.
Tidak tahu info tentang biro
perjalanan yang terpercaya? Cek infonya di Depag, biasanya Departemen Agama
memiliki daftar travel yang memiliki izin untuk memberangkatkan jamaah haji dan
umroh. Selain Depag, kita juga bisa bertanya pada ustad yang biasanya memiliki
link ke biro perjalanan semacam ini. Setelah menemukan biro perjalanan yang
dirasa pas, cek dan ricek lagi ke Depag, apakah biro perjalanan memiliki izin
resmi, bisa juga melacak track record nya melalui internet, atau bertanya pada
kenalan yang sudah pernah berangkat melalui biro perjalanan tersebut. Bagaimana
proses pendaftarannya, berapa biayanya, sudah termasuk apa saja biaya tersebut,
berapa lama perjalanannya dan hal-hal detail lain yang memang semestinya
ditanyakan sebelum mendaftar. Karena banyak sekali kejadian seperti uang yang
dibawa kabur, atau jamaah yang terlantar, itu semua karena kurangnya antisipasi
dan riset pada biro perjalanan yang digunakan, walau terkadang ada juga hal-hal
yang diluar kuasa manusia yang menyebabkan terjadi halangan dalam perjalanan
tersebut.
Umroh kemarin, saya dan
keluarga menggunakan jasa tour and travel dari PT. Grand Shafa Nauli, yang
beralamat di Jl. Letda Sudjono, Medan. Atas rekomendasi ustad kenalan kami,
yang baik hati dan In shaa Allah Ta’ala bisa dipercaya. PT.GSN menyediakan
paket umrah, waktu itu selama 12 hari perjalanan dengan biaya $1950 per orang
(pada April 2015, red) dengan perincian, biaya tersebut sudah termasuk :
-Tiket PP kelas ekonomi, waktu
itu kami menggunakan pesawat Saudia Airlines, berangkat dari Kuala Namu Internasional
Airport dan tiba di Prince Mohammad bin Abdul Aziz, Madinah (keberangkatan bisa
saja menggunakan pesawat yang berbeda dan bisa saja langsung ke Mekkah atau
Jeddah, atau mungkin harus transit dulu, tergantung situasi dan kondisi pada
keberangkatan)
-Visa
-Hotel di Madinah dan Mekkah,
waktu itu kami menempati Hotel Madinah Al Mubaraq, yang berjarak kira-kira 100
meter dari Masjid Nabawi, Madinah. Hotelnya bagus, kamarnya cukup besar, dengan
kuota 4 orang perkamar, atau bisa juga 2 orang perkamar dengan biaya tambahan,
ada kamar mandi didalam, AC, TV, Kulkas dan Brangkas. Sementara ketika di
Makkah, kami menginap di Hotel Nawarat Syams 1, sekitar 1 km dari Masjid Haram,
terletak di Ibrahim Al Khaleed st, Misfalah. Tapi percayalah, 1 km tidak jauh
saudara-saudara, karena jalan kaki adalah olahraga utama dalam ibadah haji dan
umroh, sepanjang jalan akan ada lautan manusia yang tak pernah sepi, sehingga
jarak bukanlah masalah besar setiap akan berangkat ke Masjid. Melangkah perlahan
ditemani burung merpati dan jajaran pertokoan yang menjual aneka makanan dan
oleh-oleh, tidak sampai 10 menit, kita akan sampai ke Masjid Haram.
![]() |
Hotel di Mekkah dan Bus yang digunakan dalam perjalanan. |
-Makan 3x sehari dengan menu
Indonesia, terkadang sudah di modifikasi :D katering kami enak, variasi
makanannya beragam dan sekali lagi, saya pribadi bukanlah orang yang suka
mengeluh tentang makanan. Jadi makanan apapun yang disediakan katering akan
saya syukuri dan makan dengan lahap. Be Grateful.
-Perlengkapan Ibadah, kami
menerima 3 buah tas dari travel. Sebuah koper untuk pakaian, sebuah tas sandang
untuk perlengkapan yang lebih kecil, misalnya sandal, handuk kecil, peralatan
mandi dan lain-lain, juga tas kecil untuk menyimpan paspor, notes, handphone
dan benda-benda yang selalu kami bawa. Selain itu kami juga mendapat mukena
untuk perempuan, dan kain ihram untuk lelaki, sebuah buku panduan ibadah, dan
kain seragam yang harus dijahit sebagai penanda travel kami saat berangkat dan
pulang.
-Air Zam-Zam 5 liter, sebelum
ini jamaah bisa mendapat jatah air sampai 10 liter, namun sejak Januari 2015,
jatah air yang boleh dibawa jamaah dibatasi hanya sampai 5 liter saja, maka
saat kembali kemarin, kami mendapat jatah air Zam-Zam sebanyak 5 liter atau 1
botol sedang per orangnya.
![]() |
Jatah air Zam-Zam, hemat-hemat pakainya |
-Transportasi Bus AC, yang
digunakan dari bandara ke hotel, saat City Tour, berangkat dari Madinah ke
Mekkah, juga saat perjalanan pulang.
-Ziarah dan City Tour, rute
setiap travel biasanya sama (riset dengan bertanya pada setiap jamaah yang
ditemui saat di Madinah dan Mekkah, tidak hanya jamaah dari Indonesia namun
juga dari negara lain), di Madinah, kita akan ziarah ke Raudhah, melihat Makam
Baqi, kemudian city tour ke Masjid Quba, sekilas pandang ke Masjid-Masjid bersejarah
,kemudian Perkebunan Kurma, Jabal Uhud, juga Percetakan Al Quran. Jika ada
tempat-tempat lain yang dikunjungi, misalnya Jabal Magnet, biasanya terjadi
atas kesepakatan jamaah dengan mutawwif. Sementara di Mekkah, kita akan city
tour ke Jabal Tsur, Jabal Nur dan melihat Gua Hira, Jabal Rahmah sekaligus
Padang Arafah dan Masjid Namirah, kemudian Masjid Ja’ranah untuk mengambil
miqat pelaksanaan umroh kedua. Rute-rute tambahan semacam Musseum, Perternakan
Unta, Masjid Hudaibiyah dan lain-lain terjadi atas kesepakatan jamaah dan
mutawwif dengan ekstra ongkos tambahan karena diluar program travel. (Ongkos
tambahan bukan untuk mutawwif, semata-mata untuk membiayai perjalanan yaitu
membayar bus yang digunakan, karena rute tambahan tidak termasuk dalam program
yang disediakan travel)
-Guide/Mutawwif, yaitu pemandu
yang disediakan untuk memandu jamaah, baik pada saat pelaksanaan umroh (mulai
dari ihram, tawaf, sa’i sampai tahalul), atau ketika ziarah dan city tour,
mutawwif akan memandu jamaah mulai dari tiba di Madinah sampai saat ke Bandara
untuk kembali ke tanah air.
![]() |
ini dia mutawwif kami (baju hitam, tapi bukan saya) ustad pemandu yang akan membimbing sepanjang ibadah umroh, mulai dari kami tiba di bandara Madinah, sampai mengantar kami pulang di Jeddah. |
2. Menyiapkan Paspor, Visa dan
Surat Mahram (khusus perempuan)
Untuk ke Tanah Suci kita harus
menyiapkan paspor asli yang masih berlaku minimal 7 bulan, dengan penulisan
nama dalam paspor minimal 3 suku kata (misalnya, Olala Reni Widiati), namun
jika nama kita hanya terdiri dari dua suku kata, maka ditambahkanlah nama ayah
dibelakang nama kita. Pihak travel juga bersedia membantu pembuatan paspor jika
kita tidak sempat atau mengalami kesulitan dalam proses pembuatan paspor. Tentu
saja, paspor diluar biaya perjalanan. Selain paspor, perlu juga disiapkan surat
mahram. Apa itu surat mahram? Saya juga kurang paham, semacam surat keterangan
mahram, seperti saya yang belum menikah, maka saya memerlukan surat keterangan
yang menjelaskan anak siapa saya ini, siapa mahram yang bertanggung jawab atas
saya dan semacam itu. Sama seperti paspor, surat keterangan ini juga diluar
biaya perjalanan dan disiapkan oleh pihak travel.
3. Cek Kesehatan dan Info Cuaca
Penting sekali untuk selalu
mengecek kondisi tubuh sebelum berangkat.
Jika ada penyakit bawaan, konsultasi ke dokter sebelum berangkat,
siapkan obat yang biasa diminum, juga obat-obatan untuk penyakit yang kerap
muncul, misalnya obat sakit kepala, demam, flu dan batuk, sakit gigi, sakit
perut/magh, obat tetes mata, obat sendi (karena akan ada banyak sekali sesi
jalan kaki), obat oles semacam balsem atau minyak angin, vitamin C, obat
penambah darah, plester, koyo tempel, juga spray untuk menyemprotkan air ke
wajah (agar kulit tidak kering), tapi saya berharap anda sekalian sehat selama
menjalankan ibadah di Tanah Suci, namun tentu saja, mencegah selalu lebih baik
daripada mengobati.
Lakukan pemeriksaan rutin
sebelum berangkat, kurangi tidur larut malam, jaga pola makan dan perbanyak
minum vitamin, serta mohon kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala agar ibadah
berjalan lancar. Selain kesehatan diri, sangat dianjurkan untuk mengecek info
cuaca dan musim di Tanah Haram. Bulan April silam saat berangkat, suhu di
Madinah bisa mencapai titik terendahnya di 15°C ketika malam tiba, namun saat Ramadhan ini,
ternyata Jazirah Arab sedang dilanda musim panas dengan suhu bisa mencapai
45-50°C. Penting
untuk diketahui agar kita bisa mempersiapkan bawaan kita dengan baik. Juga untuk
persiapan obat-obatan yang mungkin dibutuhkan didua musim yang berbeda secara
ekstrem tersebut.
4. Persiapan Perlengkapan
Secukupnya
Packing adalah hal vital dalam
perjalanan. Mempersiapkan koper dengan baik akan memudahkan perjalanan. Bawa pakaian
seperlunya. Hitung dengan cermat berapa hari anda akan melakukan ibadah. Pisahkan
pakaian yang akan dipakai ketika berangkat (dan pulang, karena biasanya saat
berangkat kita akan memakai seragam), kemudian susun pakaian dengan cara di
gulung, agar lebih banyak space dalam
koper. Cukup membawa tiga atau empat setelan pakaian, yang akan digunakan untuk
ihram, ziarah atau city tour. Bawa pakaian sesuai musim, jika di Arab sedang
musim dingin bawa pakaian yang tebal dan beberapa potong sweater atau jaket
tebal, juga selimut. Namun jika sedang musim panas, bawa pakaian yang menyerap
keringat, topi, masker, juga kacamata. Pikirkan juga apakah anda lebih memilih
membawa berupa-rupa baju agar tak perlu mencuci atau akan menggunakan jasa laundry disana. Biasanya di
tiap hotel ada jasa laundry dengan tarif yang beragam. Hanya laundry kan baju
anda yang tidak bisa anda cuci sendiri, misalnya kain ihram, atau baju terusan,
sementara untuk jilbab, kaos-kaos atau pakaian tidur, sebaiknya cuci saja
sendiri di hotel.
Satu kemungkinan lagi, bawalah
pakaian secukupnya, karena anda bisa dipastikan, 90% akan membeli pakaian baru
disana. Sisakan ruang dalam koper untuk membawa tanda mata yang akan anda beli
disana. Jadi bawalah sekitar 60% dari koper anda. Bawalah pakaian yang tidak
ribet, dengan motif sederhana, tidak mencolok, nyaman dipakai, dan mudah
dicuci. Lebih baik jika warnanya hitam atau putih saja. Bawalah mukena, karena
lebih praktis langsung memakai mukena kemana-mana (jika anda wanita). Jangan lupa
membawa sandal, sapu tangan, dan tabir surya. Jadi jika disimpulkan, misalnya
anda melakukan ibadah selama 12 hari, bawalah 3-4 potong pakaian, 1 potong
pakaian tidur, sebuah mukena dan jilbab secukupnya, 1 potong jaket atau
sweater, selimut atau kain panjang jika sedang musim dingin, kaos kaki yang
banyak, manset, handuk, kemudian 1 potong pakaian ihram atau kain ihram, bawa
juga beberapa potong hanger. Pakaian yang sudah dipakai sebaiknya langsung
dicuci, jika memungkinkan dicuci di hotel, jika tidak segera laundry saja, jika
tidak kotor pakai saja lagi, karena udara di Madinah dan Mekkah memang panas,
namun tidak gerah, karena daerahnya berangin, sehingga kita tidak berkeringat
selama disana.
Bawa perlengkapan mandi
secukupnya, dan selalu gunakan tabir surya atau pelembab, untuk wajah dan kulit
tubuh, kulit akan diterpa udara kering yang akan membuatnya terkelupas bahkan
tergores. Selalu pastikan kelembapan kulit dan basahi wajah dan bibir dengan
saputangan basah atau spray. Terakhir, tidak perlu mandi dua kali sehari selama
disana. Saya hanya mandi satu kali setiap hari disana, saat malam sebelum
tidur. Kita baru akan kembali ke kamar hotel, minimal pukul 10 malam, dan baru
akan tidur sekitar pukul 11 malam, dan akan bangun lagi paling tidak pukul 2
pagi karena harus bersiap-siap ke Masjid. (Azdan pertama di Masjid Nabawi atau
Masjid Haram sekitar pukul 3-4 pagi. Mandi satu kali saja sudah cukup, terlalu
sering mandi akan membuat kulit semakin kering. Perlu diingat bahwa udara di Jazirah
Arab yang merupakan negeri padang pasir berbeda dengan Indonesia yang merupakan
negara tropis dengan tingkat kelembapan udara tinggi.
5. Persiapan Uang Saku dan List
Oleh-Oleh
![]() |
contoh uang riyal |
Siapkan uang riyal anda dari
Indonesia. Bawa pecahan yang kecil, SR1, SR5, SR10 atau SR50. Banyak barang
yang dijual seharga SR10 (sekitar Rp.35.000-Rp.37.000), sehingga membawa banyak
pecahan SR10 tentu akan lebih baik. Jika anda tidak membawa cukup banyak uang
riyal, jangan tukarkan uang anda di bandara karena biasanya lebih mahal, bawa
saja atm, karena kita bisa menarik uang dari bank setempat, dengan nilai tukar
yang lebih murah ketimbang di money changer. Siapkan juga dana untuk antisipasi
hal-hal yang tidak terduga, misalnya untuk membayar dam, kalau-kalau kita
melanggar pantangan selama berihram, juga untuk membayar orang, kalau-kalau
kita sakit dan harus didorong selama umroh, untuk perincian biayanya, bisa
ditanyakan pada ustad tempat anda melakukan manasik atau kepada pihak travel. Buat
list orang-orang yang akan anda belikan oleh-oleh, beserta jenis barang yang
akan dibeli. Jangan tergiur membeli barang-barang yang ditawarkan murah, jika memang
tidak ada manfaatnya untuk anda.
Belilah kurma dan aneka jajanan
di Pasar Kurma, Madinah, karena harganya jauh lebih murah. Kalau saya pribadi
menyarankan untuk berbelanja di Madinah saja, penjualnya lebih ramah, barangnya
lebih bagus, harganya lebih murah dan banyak pilihan. Tapi teori ini memang
hanya teori, karena pada prakteknya nanti, sebagian besar dari kita akan
terkena syndrome, let’s shopping in every
vacant moment :D, laper mata itu memang susah di kontrol. Be wise.
6. Manasik
Biasanya pihak travel akan
menyelenggarakan manasik paling tidak 2 kali sebelum berangkat. Ustad yang
menjadi kontributor tempat kami mendaftar menyelenggarakan manasik di rumahnya
sebanyak 2 kali. Beliau mengingatkan juga menjelaskan step by step tahapan yang
akan kami lalui dalam ibadah. Apa yang tidak boleh dan tidak boleh. Beliau juga
mengajarkan doa-doa yang setidaknya harus kami tahu dan hapal selama umroh,
misalnya paling tidak bacaan tawaf, niat umroh, tawaf, sa’i, solat sunah tawaf,
doa masuk masjid, doa bepergian dan lain-lain.
Manasik sendiri sebenarnya
adalah persiapan rohani kita sebelum berangkat. Bersihkan diri dari
penyakit-penyakit hati yang masih ada. Jika marah, maafkanlah. Jika membenci,
damailah. Jika masih berhutang, lunasilah. Jika masih ada yang berhutang pada
kita, iklaskanlah (jika sedikit :D), tak lupa luruskan niat, teguhkanlah dalam
diri, bahwa kita akan bertamu ke rumah Allah Ta’ala, akan bertamu ke Masjid
Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam, bukan untuk jalan-jalan. Perbanyaklah berdoa
dan berdzikir, serta memohon ampun, tidak ada yang tahu perjalanan hidup kita
akan sampai dimana, tidak ada yang bisa menjamin kita kembali ke tanah air.
Sejatinya panggilan ini seharusnya mengubah kita dari yang tadinya
kurang baik, jadi semakin baik. Dari yang tadinya sholat diulur-ulur jadi tepat
waktu, atau bahkan dari yang tadinya tidak sholat, jadi rajin sholat bahkan ke
Masjid (untuk laki-laki), berdoalah agar Allah Subhanallahu wa Ta’ala
mengampuni dan memberi hidayah kepada kita. Karena Tanah Suci, adalah tempat
mustajab di muka bumi ini.
Apa Yang Harus Di Perhatikan ??
Jangan pernah lupa mencatat nomor telepon mutawwif anda, ustad anda dan
perwakilan taravel anda, dan pastikan anda memiliki pulsa minimal untuk sms,
juga pastikan anda sudah mengatur nomor panggilan anda selama di Tanah Suci. Jangan
lupa selalu gunakan kode negara ketika akan menelepon atau berkirim sms.
Jangan lupa mencatat nama hotel, nomor kamar, nama jalan dan daerah
tempat anda menginap. Bawalah kartu nama hotel yang biasanya dibagikan kepada
anda setelah anda sampai. Perhatikan daerah tempat anda menginap,
ingat-ingatlah bentuk bangunan hotel, jalan yang dilalui, atau beri tanda
khusus yang memudahkan anda mengingat, misalnya, disebelah hotel saya ada
sebuah mal atau hotel saya letaknya disamping restoran cepat saji.
Ketika ke Masjid, selalu ingat anda masuk dari pintu berapa. Ada banyak
pintu dan jalan baik di Masjid Nabawi maupun Masjid Haram. Pehatikan nomor yang
tertera juga nama pintunya. Jika anda kehilangan arah, bertanyalah pada askar
atau petugas kebersihan yang biasanya ramah-ramah dan bisa berbahasa Indonesia
sedikit-sedikit.
Jika anda tersesat atau terpisah dari rombongan, jangan panik. Jika di
Masjid, tanyalah arah pada petugas, atau jamaah Indonesia yang anda temui, atau
jika tidak ada jamaah Indonesia sejauh anda mencari, tunjukan saja kartu hotel
anda pada orang yang anda tanya, kemungkinannya adalah, diantara 10 orang pasti
ada 1 orang yang bisa menjawab pertanyaan anda. Jika anda terus menerus
tersesat dan berputar-putar, maka beristighfarlah, mungkin anda sedang ditegur.
Jika anda terpisah dari rombongan saat city tour, telepon teman anda, tidak,
lebih baik telepon mutawwif anda. Jelaskan dengan rinci tempat anda berada, In
shaa Allah anda akan dijemput. Tidak punya pulsa? Pergi dan cari rombongan dari
Indonesia, jelaskan situasi anda pada kepala pemandu mereka dan minta tolong
agar diizinkan ikut serta sampai kembali ke Masjid. Atau berikan kartu nama
hotel tempat anda menginap agar anda diantar sampai ke hotel, bisa juga berikan
nomor mutawwif anda agar mereka dapat menghubungi mutawwif anda dan menjelaskan
situasinya. Jika anda tersesat saat tawaf atau sa’i, jangan membuang-buang
waktu dengan berusaha mencari rombongan. Lanjutkan saja ibadah anda terlebih
dahulu, setelah selesai, baru gunakan cara-cara yang sudah disebut diatas.
Demikianlah, semoga beberapa tips tersebut bermanfaat bagi anda. Bagi yang
akan menjalankan ibadah umroh ataupun haji, semoga Allah Ta’ala merahmati
perjalanan anda, menjadikan anda haji dan hajjah yang mabrur, aamiin.
Lebih dan terutama banyak kekurangan saya mohon maaf, jika ada kesalahan
dalam tulisan ini benar-benar murni kesalahan saya, dan sekiranya ada pelajaran
yang bisa diambil, maka Alhamdulillah, mudah-mudahan berguna.
Salam rindu untuk Mekkah dan Madinah, semoga langkah kita disampaikan ke
Tanah Haram, aamiin.
Wassalamualaykum Warrahmatullahi Wabarakatuh
sangaat menarik dan informatif. thanks.
ReplyDeleteThank you
ReplyDelete