Friday 14 October 2011

Coba Coba Si Ungu Pepino ..

Waktu aku belanja sama adikku cari buah-buahan, kami iseng-iseng beli buah yang namanya Pepino.
Buah yang warnanya ungu mirip-mirip terong ini dibandrol dengan harga sekitar 14000 rupiah perkilo.
Sampai dirumah, karena saking noraknya belum pernah nyobain ni buah sebelumnya, mulailah kami 'mengeksekusi' si ungu pepino, memang sih kalu keliahatan dari luar, buah ini gag eye catching bangeet .. :p

Setelah dibelah dua, hmmm ...
gimana yaaa, sekilas sih daging buahnya mirip labu jipang ( tahu kaan sayur inii .. :D)
Kami sebenernya udah gag mood lagi buat nyobanya, soalnya tampilannya kurang menyelerakan sih ..
terus kita gigit deh dikiiit, kreeeeees ... :p
hmmm, gimanaa yaaa, rasanya mirip-mirip timun dicampur melon gitu deeh (ne jangan-jangan blasteran terong-labu-timun-melon kali yaa ..) tapi agak hambar, aneh gitu deeh ...

Eits, tapi jangan keburu ilfil dulu sama si ungu ini, karena ternyata setelah di searching di google, buah yang asalnya dari Amerika Selatan ini ternyata punya banyak manfaat buat kesehatan .., gag percayaa ...
Gini, kandungan dalam pepino ternyata bermanfaat untuk penyembuhan penyakit, dalam sebuah pepino mengandung vitamin C, serat yang tinggi, zat mineral, gula sederhana, zat besi, dan potassium. Pokoknya bagus deh buat tubuh, meningkatkan stamina, bahkan mengobati penyakit yang berat-berat semacam jantung atau stroke.
Pepino bisa langsung disantap dalam keadaan segar (bagusnya sih katanya gitu), atau dijus tanpa campuran apapun, atau dicampur dalam salad. pepino juga awet, si ungu ini tahan 2-3 minggu tanpa perlu disimpan dikulkas ..
soo, coba coba yuuk pepinonyaa ... :)

Tuesday 19 July 2011

Taman Kyai Langgeng : A Day in Wonderland


Kota Magelang yang terletak di Jawa Tengah ini memang sudah terkenal dengan kemegahan Candi Borobudur yang mendunia. Namun, bila mampir ke Magelang, sempatkanlah berkunjung ke Taman Wisata Kyai Langgeng.


Wisata di Bukit Berbunga

Apa yang membuat Taman Kyai Langgeng berbeda? Bukit seluas 28 hektar yang terletak 1 km dari pusat Kota Magelang ini disulap menjadi sebuah taman bermain yang sejuk, indah dan menakjubkan. Banyak pepohonan rimbun, aneka tanaman bunga yang indah, kebun binatang mini, desa buku, ditambah udara segar dari aliran sungai yang biasa diguankan untuk rafting.
Pagi hari, hari pertama ditahun 2011, kami memutuskan menghabiskan hari di Taman Kyai Langgeng. What a surprise …, jumlah pengunjung di hari libur seperti itu ternyata sangat mengejutkan. Kami harus berdesak-desakan dan mengantri selama hampir sejam untuk mendapatkan tiket masuk.


Setelah masuk, kita bisa langsung menjelajah areal seluas 28 hektar ini. Mau mulai darimana? Nah, kalau bingung, sebaiknya coba untuk naik kereta, kita akan diajak berkeliling seluruh areal taman dan melihat-lihat semua spot yang ada.
Setelah berkeliling dengan kereta, siapkan kaki untuk berjalan naik turun berputar menjelajah semua fasilitas yang disediakan. Di tempat bermain anak-anak (orang dewasa juga boleh ikut kok) kami menjajal beberapa permainan yang cukuplah membuat kami menjerit histeris :D 


Selain wahana permainan dan kolam renang disini juga ada wahana outbond. Yang cukup banyak diminati tentu saja flying fox. Puas berjalan-jalan kami melihat-lihat desa buku atau perpustakaan mini.  Setelah melepas lelah sebentar, kami kembali menjelajah, kali ini melihat koleksi flora dan fauna yang ditata dengan rapi. Koleksi aneka burung yang ada disini cukup lengkap. Pengurus Taman Kyai Langgeng tampaknya benar-benar memperhatikan kebersihan dan kenyamanan sisatwa (percayalah, tidak ada satwa yang disakiti disini :D). Setelah kebun binatang mini, kami memanjakan kaki dengan bermain-main disungai yang mengalir di sepanjang taman (sumpah, gag tw deh apa nama sungainya), musim kering membuat arus sungai tidak deras dan batu-batu besar yang berserakan terlihat sehingga cukup aman untuk kami berfoto-foto ria sejenak.


Tempat ini memang cocok untuk rekreasi keluarga atau bersama teman-teman ketika libur tiba. Kalau tidak sempat membawa bekal, jangan khawatir, banyak penjaja makanan dan minuman berseliweran disini. Selain menikmati pemandangan yang indah, kita juga bisa berfoto dengan badut yang juga tersebar dibanyak titik, atau bisa berfoto dengan aneka macam patung yang lucu-lucu yang ada disini.


Karena begitu luasnya areal taman bermain ini, memang satu hari tidak cukup untuk mengeksplorasi semua yang ada di Kyai Langgeng. Namun, rasanya tetap menyenangkan berada disini, seperti kita dilemparkan ke negeri dongeng, hanya ada pemandangan indah dan orang yang tersenyum bahagia  :)



How to go there ?

Taman Wisata Kyai Langgeng terletak sekitar 1 km dari Kota Magelang. Kita bisa menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil, motor atau sepeda ( jangan pakai helikopter, disana gag ada heliped’a .. :D), atau naik kendaraan umum dari terminal Magelang.

What we have to Prepare …?

Kondisi fisik yang prima. Bayangkan, kaki kita akan dipaksa menjelajah areal seluas 28 hektar untuk mengetahui semua yang ada di Kyai Langgeng.  Bekal yang cukup juga penting. Nanti disana kita bisa piknik menggelar tikar, duduk santai dibawah pohon dengan angin sepoi-sepoi, waaah harus bawa makanan yang banyak nih .. :D Kita juga bisa menyiapkan baju ganti, kalau-kalau kita tertarik mencoba untuk berenang atau rafting, atau kalau sialnya jatuh kekolam. 

Now, Let’s Have Fun .. :D

Setelah semua ready, come on enjoy the day .. :)
Seperti yang sudah saya sarankan tadi, karena luasnya areal taman, maka sebaiknya kita naik kereta dulu untuk melihat kira-kira kita akan menjelajah kemana saja nanti. Setelah itu silahkan putuskan, mau melakukan apa, melihat-lihat koleksi flora fauna, atau bersenang-senang di wahana permainan, mencoba adrenalin dengan permainan menantang semacam flying fox atau arung jeram, menambah wawasan di desa buku, mengabadikan momen disetiap sudut taman, piknik dan makan bersama keluarga dan teman-teman, berfoto dan menjahili badut, dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan di Taman Bermain Kyai Langgeng. Makanya, tunggu apa lagi, Ayo ke Taman Kyai Langgeng … :)





Saturday 25 June 2011

Jogja-Jogja-Jogja :)

Memories of Jogjakarta



Kontroversi RUUK Yogyakarta sepertinya tak berpengaruh secara signifikan dalam kehidupan masyarakat Kota Gudeg yang bersahaja, mungkin bagi mereka, biarlah pemerintah mau berbuat apa, karena dihati mereka, sultan tetaplah pemimpin yang sah.

Musim penghujan dibulan Desember, dibawah bayang-bayang ancaman lahar dingin Merapi, kami habiskan malam dikota budaya  Jogjakarta. Dari kilometer nol, kami berjalan menyusuri sepanjang Malioboro yang terkenal sambil melihat-lihat kerajinan budaya masyarakat setempat. Orang-orang bersahaja ramai menawarkan dagangan kepada turis-turis lokal dan asing, riuh rendah suara tawar menawar diantara mereka. Inilah budaya yang tidak pernah hilang di kota kecil dekat Gunung Merapi.
Ketika malam semakin larut, perlahan-lahan pasar kerajinan berubah wujud menjadi pasar kuliner. Aneka penganan khas digelar, pengamen berseliweran, dan orang-orang ramai bersantai menghabiskan malam sambil makan atau sekedar ngobrol. Gudeg, nasi kucing, pecel lele sampai wedang ronde, hmm aroma sedap langsung merebak menari-nari dihidung. Tapi kami menahan diri, dari seorang kenalan yang kuliah disini kami mendapat informasi, makanan yang dijual lesehan disepanjang jalan Malioboro ini rasanya tidak terlalu enak dan harganya juga sudah 3 kali lipat dari harga normal. Maka kami memutuskan untuk segera hengkang dari keramaian kuliner yang membuat perut keroncongan.
Dengan menggunakan becak, arah tujuan kami selanjutnya adalah alun-alun utara Jogja, tempat berada dua pohon beringin yang sangat terkenal itu. Lapangan besar yang kami tuju sudah ramai dipenuhi orang, tua muda dari segala jenis kalangan, padahal malam itu lapangan becek karna sore tadi habis diguyur hujan, tapi lokasi pohon beringin tempat yang kami tuju tetap saja ramai. Banyak yang percaya, apabila kita bisa melewati dua pohon beringin besar di alun-alun utara ini dengan mata tertutup, maka keinginan kita dapat terwujud. Just for fun, dengan menyewa sebuah penutup mata, satu persatu kami mencoba peruntungan kami, what a lucky, dari kami berempat, ternyata hanya saya saja yang mampu melewatinya, walau harus berbecek-becek ria karena menginjak genangan air. Setelah puas bermain-main dengan pohon beringin, kami bersantai sambil melihat-lihat sepeda hias yang lalu-lalang mengitari alun-alun, niat ingin menyewa sepeda kami batalkan, karena ternyata tidak ada satu orangpun dari kami yang bisa bersepeda :D
Mata sudah tidak bisa diajak kompromi dan malam menjelang pagi, kami memutuskan kembali ke hotel dan istirahat, karena besok kami masih akan mengunjungi beberapa tempat wisata di Jogjakarta. Becak menjadi alternatif lagi untuk kembali ke hotel yang letaknya di jalan Dagen, tepat ditengah-tengah Malioboro. It’s time to take a rest.


Pagi yang terlalu cepat dijalan Dagen.
Padahal masih pukul lima, tapi matahari sudah tidak malu-malu lagi muncul keatas bumi ini, menyinari kami yang masih setengah sadar. Tujuan kami pagi ini adalah Jalan Wijilan, sentra penjualan Gudeg yang sangat terkenal di Jogja. Saat jam menunjukkan pukul enam tepat, kami menyusuri Jogja dipagi hari menuju Wijilan, becak lagi-lagi menjadi pilihan, memang sudah berapa tahun terakhir ini, di Jogja tidak ada lagi angkutan umum beroperasi, kebijakan pemda setempat mengganti sarana transportasi dengan kendaraan tradisional seperti becak atau andong, selain itu juga ada ojek motor atau sepeda dan bus transJogja yang mempunyai rute mengitari seluruh kota Jogjakarta. Dengan tariff Rp.3000 kalau kita sanggup dan sangat senggang, silahkan ikut rute transJogja dari pagi sampai malam pukul sembilan, berputar-putar keliling Jogja, turun disemua shelter dan naik bus transJogja yang berbeda sesuka hati kita tanpa harus membayar lagi, dengan syarat : tidak keluar dari shelter! Murah, meriah dan pasti keliling Jogja.
Tiba di Wijilan, udara sejuk membuat kami tetap merapatkan jaket. Setelah mendapat tempat, kami memesan nasi gudeg untuk sarapan pagi. Setelah menunggu sebentar, seporsi nasi gudeg, sambal krecek lengkap dengan suwiran ayam dan telur pindang disajikan kehadapan kami. Hmm, tanpa basa-basi kami menyantap masakan khas Jogja yang rasanya manis gurih itu sampai habis. Perut harus diisi penuh karena Taman Wisata Candi Prambanan adalah rute kami selanjutnya. 
ini gudegnya .. :)

Selama satu jam perjalanan TransJogja kami disuguhi dengan pemandangan kota Jogja, kota kecil bebas angkot tapi tetap padat merayap karna ada banyak sekali persimpangan lampu merah.


Prambanan, what a wonderful temple !


Akhirnya kaki ini melangkah juga di candi tertinggi di Indonesia, Prambanan. Kalau cerita dongengnya, candi ini dibangun si Bandung Bondowoso atas permintaan Roro Jonggrang. Whatever, komplek candi yang terdiri dari lima bangunan utama ini memang menawarkan sejuta pesona. Panas terik tidak membuat kami lelah melangkah mengeksplorasi satu demi satu bangunan candi yang sebagian pada saat itu sedang direnovasi.
Tapi ketika akhirnya kaki ini sudah tidak mampu melangkah lagii, akhirnya kereta jadi alternatif transportasi mengelilingi candi ;) Keluar dari komplek candi, kami berjalan-jalan melihat pasar oleh-oleh yang menjual aneka macam barang kerajinan, mulai dari kaos, kipas, gelang, kalung, dompet dan banyak lagi. Setelah lelah menawar bermacam barang, kami melepas lelah dan bersantap siang dengan menu nasi pecel lesehan yang murah meriah.

Yuk Muter-Muter Jogja :D

Prambanan Temple
 Begitu masuk kawasan candi Prambanan, maka kita bakal disambut kolam pancuran kayak beginii .., poto duluu yaaaa :), nah kalau udah poto-potonya, sebaiknya sebelum masuk kawasan candi, lihat-lihat peta dulu biar gag muter-muter nanti didalem, soal'a kawasan Prambanan ini luaaaaaas banget ..,


 nah, ini salah satu candinya .., tapi lupa deh namanya apa .. :D
 Kalau udah pegel, gag kuat jalan kaki lagi keliling-keliling komplek candi, bisa pakai jasa kereta api kayak gini. tarifnya Rp.5000 sekali jalan. Ini kereta bakal keliling komplek candi dan pemandunya bakal jelasin satu-satu sejarah candi yang ada disini.

 Sekarang, Keliling Kota Jogjakarta Yuuk ..


 Di Jogja ada tempat yang namanya kilometer nol. didaerah ini pedagang kaki lama dilarang berjualan. disepanjang jalan ini juga banyak terdapat tugu, bangku taman, istana presiden, benteng peninggalan belanda, banyak deh ..
kalau poto yang disamping ne, tugu batik gitu, jadi ditiap tugu ada cerita soal batiknya. kelihatannya panas kan, padahal ne masih pagi dan cuacanya lumayan dingiin looh :)
 Nah, kalau yang ini pasti pada tahu dong, Pasar Beringharjo ...
mau belanja apa, batik dari daster, kemeja, long dress, sendal, sepatu, tas sampe pernak-pernik semua ada. harganya jauh lebih murah daripada belanja di malioboro. yang penting pinter-pinter aja nawarnya .. :D
 Inget kan film fenomenol Sang Pencerah, apa gag inget??
itu loh cerita asal muasal muhammadiyah. nah ini dia mesjid tempat syuting tu film, namanya mesjid Kauman. emang dimesjid ini kiblatnya gag lurus, tapi agak miring ..
ini sejarah looh :)
 Sejarahnya, ini taman sari tempat mandi-mandi putri raja-raja jaman dulu gitu. tapi kok udah kayak kolam renang gini ya .. :D











Ada satu tempat yang keren banget di Jogja, i love that place much :)
Ceritanya ini mesjid bawah tanah, bentuknya
kayak hall gitu, melingker :D
zaman dulu, orang-orang beribadah gag menghadap kiblat, tapi membentuk satu lingkaran penuh. mesjid ini serem banget, perempuan dulu solatnya dilantai satu, gag ada listrik, atau penerangan yang memadai. kalau sekarang tempat ini udah jadi tempat wisata, banyak juga yang jadiin mesjid ini sebagai tempat pre wedding ..

Nah, that's my holide in Jogja .., waah, kapan lagi yia balik kejogja .. :D

Tuesday 21 June 2011

A lot of Love on Pantai Pangandaran


Saat itu, mumpung lagi ada di Cilacap, rasanya sayang kalau tidak menyempatkan diri ke Pantai Pangandaran yang berada di perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Barat itu. Dengan berbekal informasi dari saudara akhirnya diputuskan, sebelum kembali ke Medan, Pangandaran harus dijelajahi.
Pangandaran sebenarnya terdiri dari beberapa tempat wisata, ada Green Canyon, Pantai Batu Hiu, Pantai Karang Nini, Pantai Kerapyak, Pantai Pangandaran, Cagar Alam Pananjung, Pantai Keusikluhur dan pantai Karang Tirta, semuanya bagus namun karena waktu tidak memungkinkan saya untuk mengunjungi semua tempat, maka pilihan saya jatuhkan kepada pantai Pangandaran yang memang paling terkenal.
Setelah menempuh perjalanan selama dua jam lebih, akhirnya kami sampai di Pangandaran, rombongan kami harus membayar tiket masuk yang relatif murah, berkisar antara Rp.2500 sampai Rp. 130.000, tergantung jenis kendaraan.
Perjalanan melelahkan terbayar saat kaki menginjak hamparan pasir pantai yang hangat, debur ombak bergulung saling berkejaran pecah dibibir pantai. Waah, indah sekali!! Kalau kata penduduk setempat yang ramah-ramah, pangandaran adalah pantai yang istimewa karna kita dapat melihat matahari terbit dan tenggelam di satu tempat yang sama!
Untuk pemanasan, kami memutuskan untuk melihat-lihat cagar alam Pananjung di pantai barat Pangandaran, untuk tiket masuk satu orang dikenakan biaya Rp.7000, dan apabila kita ingin menyewa pemandu dikenakan biaya mulai dari Rp.50.000
Masuk ke cagar alam, kita akan langsung disambut kawanan monyet yang masih tergolong liar. Kita dapat memberi makan kepada monyet-monyet ini, namun tidak boleh mengelusnya karna bisa-bisa monyetnya ngamuk …
(nie monyetnya, jangan digangguin yiaaa :D)

Sebelum berkeliling pemandu akan menjelaskan rute yang akan dilewati, dengan luas sekitar 500 hektar ini, memang ada baiknya untuk melihat dulu peta cagar alam Pananjung ini, bisa-bisa kita nyasar karna tidak tahu arah. Setelah melihat-lihat peta, kami memutuskan untuk melihat-lihat gua-gua yang ada di cagar alam ini. Disini terdapat 8 buah gua bersejarah yang bisa dikunjungi, mulai dari gua Jepang, Gua Parat, Gua Panggung, Gua Lanang, Gua Sumur Mudal, Situs Batu Kalde, Mata Air Awet muda dan gua-gua lain peninggalan Jepang.


Wisata cagar Alam Pananjung bisa dikatakan seperti hutan lindung, banyak pohon yang usianya sudah ratusan tahun dengan lebar diameter yang sangat besar. Juga terdapat banyak fauna yang berkeliaran bebas seperti rusa, landak, monyet dan kelelawar. Di sini juga ada sarana olahraga flying fox yang bisa dinikmati pengunjung. Kalau menggunakan rute yang ditunjukkan pemandu, kita dapat mengelilingi cagar alam ini dengan waktu tempuh selama dua jam.
Tempat ini juga sering digunakan untuk lokasi syuting, yang paling terkenal tentu saja, sinema Misteri Gunung Merapi atau yang lebih terkenal dengan sebutan Nenek Lampir, maka gua Parat tempat lokasi syuting ini juga disebut gua nenek lampir.

Setelah berkeliling di Cagar Alam Pananjung dan masuk kesemua gua didalamnya, kami keluar melalui Pantai Pasir Putih yang bisa langsung tembus ke Pangandaran.
Pantai Pasir Putih memang memiliki hamparan pasir yang putih bersih dan ada mata air awet muda yang dipercaya dapat membuat orang yang cuci muka disitu akan awet muda. Ada juga wisata taman laut dengan biota laut dan karang yang indah. Selain lewat cagar Alam Pananjung, kita juga bisa menggunakan perahu untuk sampai ke kawasan Pasir Putih dari Pangandaran, dengan tarif mulai dari Rp.5000/orang kita sudah dapat mengelilingi sekitar cagar alam Pananjung.
Puas bermain-main air, kami menyusuri sepanjang pesisir pantai barat, sambil mencari oleh-oleh yang banyak dijual disini, mulai dari ikan asin sampai pernak-pernik dari kerang. Harganya pun bervariasi, kalau mau belanja disini harus pintar-pintar menawar karna harga yang ditawarkan biasanya sudah dinaikkan lebih dulu. Setelah puas berburu oleh-oleh dan hari juga beranjak petang akhirnya kami kembali kerumah dengan perasaan puas dan senang.





How to go there ..?
Pangandaran dapat dicapai melalui jalan darat dan udara. Kalau tidak memiliki kendaraan pribadi, kita dapat menggunakan paket travel atau kalau kuat juga bisa berjalan kaki atau alternatif lain naik becak dan ojek. Rute bus yang biasanya sampai ke Pangandaran adalah Jakarta-Pangandaran, Bandung-Pangandaran dan Jogjakarta-Pangandaran. Kalau menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor akan lebih efisien. Tarif masuk objek wisata Pangandaran juga murah,
Untuk perorang dikenakan biaya Rp.2500 dan untuk kendaraan dikenakan biaya mulai dari Rp.6000 sampai Rp.130.000 tergantung jenis kendaraan yang masuk.
Kita juga bisa menggunakan jalur udara dengan pesawat Susi Air yang melayani penerbangan Jakarta-Pangandaran dan Bandung-Pangandaran, tarifnya memang lebih mahal daripada pesawat komersil biasa, tapi kita akan langsung mendarat di kawasan Pangandaran, tepatnya di Bandara Nusawiru.

What we Have to PrepaRe …?
Tentu saja financial yang cukup, hehehehe .., karna nanti ketika sampai di Pangandaran, kita akan tergoda untuk mencoba semua fasilitas yang disediakan pihak pengelola, belanja-belanja dan makan-makan.
Kondisi fisik juga harus dalam keadaan fit, karna bagi yang berminat ke cagar alam Pananjung yang areanya masih berupa hutan itu pengunjung harus memiliki stamina yang tinggi. Kalau kita hanya datang sebagai wisatawan harian, maka tidak perlu pusing memikirkan hotel untuk menginap, namun bila kita berniat menghabiskan waktu beberapa hari disana, maka lebih baik kita reservasi hotel tempat kita akan menginap. Ada ratusan hotel dikawasan ini, dengan beragam fasilitas dan harga. Atau bisa juga ikut paket yang disediakan travel, dengan begitu kita tidak perlu pusing lagi memikirkan akomodasi dan lain-lain, cukup bayar dan liburan..
Datang kepantai, usahakan menggunakan pakaian yang santai, longgar dan hindari aksesoris yang berlebihan. Akan lebih nyaman kalau kita menggunakan sandal santai atau sepatu kets bagi yang ingin mengunjungi cagar alam. Topi dan kacamata hitam juga bermanfaat disini karena udara cukup panas menyengat. Hal penting lain yang harus disiapkan adalah sunblock, agar kulit tidak terbakar matahari setelah seharian bermain-main dipantai. Siapkan juga tas kecil untuk menyimpan peralatan elektronik seperti hp atau kamera.

Now, Ready To Enjoying the Beach .. 
Setelah semua siap, dan kita sudah sampai di Pangandaran, lalu mau apa?
Gampang, banyak pilihan aktivitas yang bisa dilakukan disini. Kalau mau berenang tersedia ban renang sewaan, bisa juga menyewa perahu untuk keliling-keliling pangandaran sambil melihat taman laut yang sangat indah, tapi kalau mau lebih seru kita bisa mencoba parasailing dan jetski. Bosan bermain air, coba saja berkuda dipesisir pantai yang banyak disediakan oleh panduduk asli daerah sini, atau mencoba bersepeda santai disepanjang jalan sambil melihat-lihat aneka souvenir. Capek berkeliling cagar alam atau puas berenang, tersedia berjejer warung makan, mulai dari kaki lima sampai restoran mewah yang menyediakan hidangan seafood yang lezat, sudah pasti akan menggoyang lidah.
Sudah kenyang makan, silakan jalan-jalan sambil berburu oleh-oleh, mulai dari kaos, baju pantai yang khas, pernak-pernik seperti gelang, kalung, bros atau gantungan kunci, kerajinan masyarakat lokal, sampai ikan asin, semua ada, murah meriah.
Sudah habis? Belum ..,
Sambil menunggu terbenam matahari, kita bisa mencoba membuat tatto. Baik temporer maupun permanen bisa, banyak gerai yang membuka jasa membuat tatto, tidak memakan waktu lama dan biayanya juga cukup murah, kita sudah bisa membuat tato dengan gambar yang kita inginkan.
Semua sudah dicoba, eits jangan pulang dulu, sisakan waktu sejenak untuk berdiri ditepi pantai menunggu matahari terbenam perlahan-lahan diujung laut, kita akan melihat pemandangan yang luar biasa indah dan tak terlupakan ..
What a wonderfull moment …