baca cerita sebelumnya, Makkah The City That Trully Never Sleep, di Incredible Journey 3
Hari Pertama
Jabal Tsur,
Jabal Rahmah dan Masjid Ja’ronah
Rabu pagi,
seperti biasa kami memulai jadwal city tour pada pukul delapan pagi waktu
setempat. Kami bersiap, karena selain city tour, hari ini kami juga akan
kembali mengambil miqat untuk melaksanakan umrah kedua. Maka, jamaah yang ingin
melaksanakan umrah lagi, disunahkan untuk mandi sunah ihram, kemudian boleh
langsung berpakain ihram, sementara untuk perempuan tidak ada baju khusus,
selama menutup aurat maka mantaplah sudah.
Bus kami,
tidak seperti di Madinah yang bisa sabar menunggu didepan hotel, saat di Makkah
lalu lintas cukup padat, bus tidak diperbolehkan parkir menghalangi jalan, maka
setelah yakin jumlah kami komplit semua, ustad baru memerintahkan bus berhenti
di depan hotel. Kami duduk manis, seperti biasa, ditempat yang selalu sama, dan
seperti yang sudah-sudah, ustad kecil akan berdiri didepan sambil memegang
mikropon agar suaranya terdengar sampai kebelakang, kemudian ia akan mulai
memimpin doa memulai perjalanan. Ustad kemudian menjelaskan rute city tour kami
kali ini. Pertama kami akan ke Jabal Tsur, kemudian ke Padang Arafah sekaligus
Jabal Rahmah, melewati Mina dan Muzdalifah, kemudian melewati Jabal Nur,
mengambil miqat di Masjid Ja’ronah dan terakhir melewati Ma’la untuk berziarah
ke maqam Ibunda Siti Khadijah ra.
Kelihatannya
padat ya, padahal tidak, itu semua bisa kami lakukan dalam waktu setengah hari
saja. Karena banyak tempat yang hanya kami lewati saja sekilas. Bus meluncur
perlahan meninggalkan hotel, keluar daerah Misfalah, menuju terowongan,
kemudian berbelok entah kemana aku lupa, tapi padat bangunan ditepi kanan kiri
jalan. Tetap ada perbukitan, bukit seperti sebuah landmark yang menajdi ciri
khas Arab Saudi. Tak lama, kami tiba di Jabal Tsur, jaraknya hanya sekitar 6 km
dari Masjid Al Haram. tampak deretan bus lain berjejer rapi, ratusan jamaah
wara-wiri berpoto dan memandangi Jabal Tsur.
Jabal Tsur |
Jabal Tsur
adalah tempat bersejarah dalam hijrah Nabi Muhammad SAW bersama Abu Bakar ash
Shiddiq ra dari Makkah ke Madinah. Saat Nabi SAW dan Abu Bakar dikejar pasukan
Quraisy, mereka kemudian bersembunyi di gua diatas Jabal Tsur. Gua yang kecil
sekali, sehingga jika pasukan Quraisy melihat kebawah pasti akan terlihat kaki
Rasulullah. Saat pasukan Quraisy sampai, mereka melihat di pintu gua, ada sarang
laba-laba dan sarang burung yang sedang
bertelur, sehingga pasukan Quraisy berpikir tidak mungkin ada orang yang
bersembunyi ditempat ini. Saat itu Abu Bakar sudah sangat ketakukan, karena
jarak mereka dengan pasukan Quraisy sangatlah dekat. Saat itu turun wahyu, ayat
40 surat At Tawbah yang menjelaskan :
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad)
maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir
(musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang salah seorang dari dua
orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata pada temannya :
“Janganlah kau berduka cita, Sesungguhnya Allah bersama kita”. Maka Allah
menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang
kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang
rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana” (QS. At Tawbah : 40)
Dari sinilah
diceritakan kisah Asma binti Abu Bakar, dialah putri sahabat Rasulullah, yang
bertugas membawakan makanan selama Rasulullah dan ayahnya bersembunyi di dalam
gua. Padahal waktu itu Asma sedang mengandung. Asma binti Abu Bakar adalah
seorang wanita yang tangguh, istri dari mujahid Zubair bin Awwam. Dia dijuluki
sebagai wanita yang memiliki dua ikat pinggang oleh Rasulullah SAW karena
memberikan separuh ikat pinggangnya sebagai alas untuk membawa makanan bagi
perjalanan hijrah Rasulullah dan ayahnya. Asma binti Abu Bakar juga adalah
wanita pertama yang melahirkan di Kota Madinah, yang kemudian mematahkan isu
yang ada di Madinah bahwa semua wanita di Madinah tidak akan bisa punya anak
karena kaum Yahudi telah mengutuk mereka semua menjadi mandul. Abdullah bin
Zubair adalah anak yang pertama lahir di Kota Madinah. Kelak ia akan menjadi
mujahid hebat dalam sejarah Islam.
Untuk naik
ke gua tempat persembunyian Rasulullah SAW dan Abu Bakar, kita harus mendaki
bukit berbatu dan cukup terjal, menurut ustad, untuk sampai keatas dibutuhkan
waktu sekitar dua jam pendakian. Kami melihat dari bawah saja dan berdoa, untuk
mengambil pelajaran dari perjalanan ini. Setelah berdoa, poto-poto dan puas
melihat-lihat, kami melanjutkan perjalanan. Selanjutnya kami akan menuju Jabal
Rahmah.
Jabal Rahmah
atau bukit kasih sayang adalah tempat yang diyakini sebagai tempat bertemunya Nabi Adam as dengan Ibunda Siti
Hawa setelah terpisah sekian lama ketika diturunkan ke bumi. Tempat inilah yang
kemudian menjadi sangat masyhur sebagai tempat berdoa meminta jodoh. :D
Jabal Rahmah
terletak di Padang Arafah. Saat hari Arafah tiba, maka penuh sesaklah tempat
ini di padati jutaan jamaah dari seluruh dunia yang sedang melaksanakan ibadah
haji. Jika ditanya fadilahnya, mana lebih baik berdoa diatas atau dibawah
bukit, maka lebih afdol jika berdoa di bawah.
Jabal Rahmah, berdoanya dari bawah saja |
Padang
Arafah sendiri, karena bukan musim haji, hanya berupa hamparan tanah luas.
Tempat ini menjadi semacam representasi tentang hari akhir kelak, dimana semua
orang akan berkumpul dalam keadaan yang sama, tidak ada lagi jabatan yang
membedakan, rupa, harta atau kedudukan, semua sirna di hadapan Allah Azza wa
Jalla, yang membedakan kita kelak hanyalah taqwa. Di tempat inilah kita
menghisab diri kita, merenung tentang dosa-dosa yang sudah kita lakukan,
memohon ampunan pada Allah Yang Maha Pemurah, dan tidaklah sah haji seseorang
jika ia tidak berada di Padang Arafah pada 9 Zulhijah.
Setiba di
Jabal Rahmah, kami diberi waktu 40 menit untuk melihat bukit yang dipenuhi
doa-doa yang sama, semua tentang cinta. Ustad sudah menyindir, agar kami tidak
menulis-nulis nama di batu, tanah, atau tugu yang ada di puncak bukit, namanya
dan nama pasangannya, apalagi jika bukan pasangan halal, itu syirik. Dan yang
banyak melakukan hal tersebut adalah jamaah Indonesia. Ahahah, tidak boleh
menulis Reni dan Bennedict Cumberbatch berarti :D aaaahk ngaco, abaikan kalimat
tadi. Tapi kebiasaan seperti itu memang tidak bisa dihilangkan, karena pesona
cerita yang kadung beredar bahwa banyak yang mendapat jodoh setelah menulis
namanya di Jabal Rahmah. Aku, sebagai jamaah yang taat (bisa dibilang juga
jamaah yang malas), cukuplah melihatnya dari kaki bukit, cukuplah aku sampaikan
pada Rabb-ku, jika memang aku sudah pantas, jodohku pasti akan datang. Karena
namaku dan jodohku sudah tertulis rapi di Lauhul Mahfudz, bahkan jauh sebelum
bumi ini ada.
Tugu Pertemuan yang terkenal itu |
Setelah dari
Jabal Rahmah, kami kemudian estafet melihat Padang Arafah, Mina dan Muzdalifah
dari bus yang berjalan perlahan, sembari ustad menjelaskan tahapan-tahapan
dalam berhaji. Ia juga menunjukkan –dari jauh, tempat melempar jumroh. Bus
meluncur perlahan menuju tujuan selanjutnya, yaitu Masjid Ja’ronah, tempat
mengambil miqat untuk melaksanakan umroh kedua.
Masjid
Ja’ronah memiliki halaman parkir yang luas sekali, karena tempat ini memang
sering disinggahi jamaah untuk mengambil miqat. Letaknya sekitar 28 km arah
timur laut Kota Mekkah. Dahulu ada sebuah sumur disamping kanan Masjid, yang
airnya sering dibawa pulang oleh jamaah karena dipercaya bisa menjadi obat
segala macam penyakit. Namun saat ini sumur tersebut telah ditutup oleh
Kerajaan Arab Saudi. Ditempat ini juga Rasulullah SAW bertemu dengan wanita
yang pernah menyusuinya, yaitu Halimatu Sa’diyah, saat itu Rasul sedang
membagikan daging di Ja’ronah, kemudian datang seorang wanita mendekat kepada
Rasul, lalu Rasul menjadikan mantelnya sebagai alas kaki bagi wanita tersebut,
agar kakinya tak menyentuh tanah. Demikian cintanya Rasulullah SAW kepada
seorang ibu, walaupun Halima hanya ibu susunya.
Di Masjid Ja’ronah
ini kami kemudian dipersilahkan untuk berwudu dan melaksanakan dua rakaat solat
sunah ihram agar kemudian kami bisa memasang niat umrah kedua. Pada umrah kedua
ini, bisa kita hadiahkan kepada orang-orang yang kita cintai yang sudah mendahului
kita, semisal orangtua apabila sudah meninggal atau saudara atau siapa saja
yang kita kehendaki, namun kita tidak bisa membadalkan umrah untuk orang yang
masih hidup. Berbeda dengan tawaf yang bisa kita hadiahkan baik kepada yang
masih hidup maupun yang sudah mati.
Setelah semua
berihram kami kembali ke bus, ustad kemudian memimpin doa, memasang niat umrah,
baik untuk sendiri ataupun untuk dihadiahkan. Kemudian ustad juga menjelaskan
segala pantang larang dan memimpin kami bertalbiyah.
Dalam perjalanan
pulang ke hotel, kami melewati Ma’la, tempat dikuburkannya Ibunda Siti
Khadijah. Bus tidak berhenti, hanya berjalan perlahan melintasinya, agar kami
bisa berdoa untuk Ibunda kita, yang merupakan wanita hebat, pendamping
Rasulullah SAW di masa masa awal kenabian. Dialah, semulia-mulia wanita di
surga kelak, pemimpin para wanita di akhirat nanti.
Setelah sampai
di hotel, hampir tengah hari. Kami disarankan untuk solat zuhur di hotel
kemudian makan siang, mengambil wudu kemudian berkumpul kembali di lobi pada
pukul dua siang untuk melaksanakan umrah. Maka berakhirlah rute city tour
pertama kami di Tanah Mekkah.
Hari Kedua
Musseum,
Peternakan Unta dan Masjid Hudaibiyah
Kamis pagi,
hari kedua city tour. Umrah benar-benar paket wisata religi, jika salah kaprah
akan lebih banyak ‘wisata’ nya darpada ‘religi’ nya :D ahahaha, tapi
mudah-mudahan jamaah kami tidak begitu. Pukul delapan pagi, kami bersiap di
lobi, karena hari ini kami akan mengunjungi tiga tempat lagi. Seperti biasa,
ustad harus mondar-mandir dulu menunggu kami semua berkumpul, karena seperti
biasa, seperti biasa, selalu ada yang terlambat. Mungkin ustad lebih cocok jadi
pemandu jamaah dari Belanda yang orangnya selalu tepat waktu :D Setelah kami
semua berkumpul, bus meluncur sampai di seberang hotel, kami naik kebus dan
duduk manis, semanis aku :D aaaaaaah sudahlah hentikan kenarsisan ini.
Bus meluncur
meninggalkan Misfalah, ustad memimpin doa memulai perjalanan, kemudian
menjelaskan rute perjalanan hari ini. Pertama kami akan berkunjung ke Musseum,
iya museum, tempat menyimpan benda-benda bersejarah di masa lalu, namun
barang-barang yang disimpan tidak sampai ke zaman Nabi. Kemudian, kami akan
melihat unta. Waaaah unta, aku mau naik unta. Dan terakhir kami akan ke Masjid
Hudaibiyah.
Di depan Musseum |
Rute pertama
kami adalah Musseum. Bangunan yang berdiri dengan perbukitan yang
mengelilinginya ini seperti museum-museum pada umumnya, halaman depannya
ditopang pilar-pilar tinggi, dan pintu depannya terbuka lebar. Pintu masuk dan
pintu keluar dipisah, hampir keseluruhan bangunan ini bewarna putih. Tidak ada
tiket masuk, tidak ada pengemis, tidak ada pedagang asongan (Indonesia, kapan
bisa begini???), begitu masuk, kami langsung di sambut maket plan ekspansi
Masjidil Haram. Dalam maket terlihat bagaimana nantinya bentuk Masjid Haram
setelah selesai direnovasi dan diperlebar. Nantinya setelah diperluas, Masjid
Haram bisa menampung jamaah lebih banyak dan diharapkan jamaah dapat lebih
nyaman ketika beribadah.
Kemudian,
kami melihat-lihat barang peninggalan lain, misalnya mimbar, kiswah,
kitab-kitab lama, surat-surat khalifah pada masa kekhilafahan Islam, juga
bermacam poto.
Setelah puas
melihat-lihat, berputar-putar dan poto di semua sudut Musseum, kami kemudian
melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya yaitu, ladang unta. Kenapa disebut
ladang? Entahlah, suka-suka ustadlah menyebutnya apa, yang jelas kami akan
melihat unta. Kemudian, ustad berkisah tentang keistimewaan unta. Unta adalah
binatang yang istimewa, banyak isu yang menyebutkan bahwa unta adalah pembawa
virus Mers yang sekarang sedang merebak, namun itu hanyalah isu tak bermoral
lagi tak bertanggung jawab yang
benar-benar mendiskreditkan unta yang unyu-unyu ini (aiih bahasa apa ini), unta
tidak membawa penyakit, semua bagian tubuhnya bermanfaat. Unta bisa dijadikan
hewan tunggangan, bisa dimakan pula dagingnya, air susu nya juga sangat baik
untuk kesehatan khususnya pencernaan, bahkan ada beberapa penyakit yang bisa
disembuhkan dengan air seni unta. Wah luar biasa, Mashaa Allah.
Ladang Unta |
Ternyata yang
disebut ladang unta itu, tidak seperti ladang jagung, apalagi ladang sawit. Ladang
unta itu berupa sebuah ranch di padang pasir yang tidak terlalu besar, dipinggir
jalanan dengan bukit-bukit sebagai pemandangannya, didalamnya ada puluhan unta
berdesak-desakkan dan ada seorang penggembala yang menjaganya. Kami parkir di
pinggir jalan, dan kemudian berdiri didepan pagar pembatas, dekat sekali,
bahkan jika untanya mau dipeluk pun bisa, tapi itu tergantung, untanya mau
dipeluk atau tidak.
untanya tahu mau di poto :D |
Aku senang
sekali melihat unta, apalagi banyak begini, aku juga senang bisa berpoto dengan
unta-unta yang manis ini, kadang-kadang aku merasa unta-unta ini sangat
potogenik :D semua unta di ranch ini adalah betina dengan satu punuk.
Disini dijual susu unta, yang langsung diperah begitu ada pesanan. Wah, fresh from the camel. Harganya SR 5 perbotol air mineral ukuran kecil, kami membeli dua botol. Untuk apa? Yah, biar ikut kekinian saja sama dengan jamaah-jamaah lain :D , Selain diminum, susu unta juga bagus untuk perawatan wajah. Supir bus yang mengantar kami, demi melihatku yang sebenarnya sudah manis ini, kemudian berkata, pakai susu unta nih, biar jerawatnya hilang. Susu unta yang baru diperas, sama seperti susu sapi, hanya saja banyak sekali busa, atau mungkin endapan lemaknya, yang mengambang di bagian permukaan susu yang tidak ikut dijual, jadi endapan busa tersebut diletakkan disebuah baskom, dan boleh diambil gratis, nah endapan itu yang katanya bagus untuk wajah. Tapi kenapa, kenapa aku, kenapa cuma akuuu yang harus terang-terangan di sarankan langsung memakainya :D ini pasti karena jerawatku sedang banyak-banyaknya. Maka, untuk menyenangkanya, aku mengusapkan endapan berbusa yang ternyata setelah menyentuh kulit rasanya dingin sekali, ke pipi kanan kiri, sedikit saja. Melihatku yang sepertinya ogah-ogahan dan tidak percaya, supir bus tersebut kembali menyuruhku memakai yang banyak agar jerawatku simsalabim menghilang, bahkan ustad juga menambahkan, aku harus pakai yang banyak biar putih, aaah tidak sopaaaan, ahahaha, yasudahlah, sudah tanggung, maka selanjutnya aku pakai yang banyak, anggap saja maskeran, tidak apa-apa sih, teksturnya seperti adonan merengue dengan bau susu yang khas. Jamaah lain tertawa-tawa saja melihatnya. Baiklah, setelah maskeran susu unta, rasanya aku dua kali lebih manis dari biasanya, ahahahaa abaikan saja kalimat-kalimat tidak penting di blog ini :D
just gimme a kiss :D |
Disini dijual susu unta, yang langsung diperah begitu ada pesanan. Wah, fresh from the camel. Harganya SR 5 perbotol air mineral ukuran kecil, kami membeli dua botol. Untuk apa? Yah, biar ikut kekinian saja sama dengan jamaah-jamaah lain :D , Selain diminum, susu unta juga bagus untuk perawatan wajah. Supir bus yang mengantar kami, demi melihatku yang sebenarnya sudah manis ini, kemudian berkata, pakai susu unta nih, biar jerawatnya hilang. Susu unta yang baru diperas, sama seperti susu sapi, hanya saja banyak sekali busa, atau mungkin endapan lemaknya, yang mengambang di bagian permukaan susu yang tidak ikut dijual, jadi endapan busa tersebut diletakkan disebuah baskom, dan boleh diambil gratis, nah endapan itu yang katanya bagus untuk wajah. Tapi kenapa, kenapa aku, kenapa cuma akuuu yang harus terang-terangan di sarankan langsung memakainya :D ini pasti karena jerawatku sedang banyak-banyaknya. Maka, untuk menyenangkanya, aku mengusapkan endapan berbusa yang ternyata setelah menyentuh kulit rasanya dingin sekali, ke pipi kanan kiri, sedikit saja. Melihatku yang sepertinya ogah-ogahan dan tidak percaya, supir bus tersebut kembali menyuruhku memakai yang banyak agar jerawatku simsalabim menghilang, bahkan ustad juga menambahkan, aku harus pakai yang banyak biar putih, aaah tidak sopaaaan, ahahaha, yasudahlah, sudah tanggung, maka selanjutnya aku pakai yang banyak, anggap saja maskeran, tidak apa-apa sih, teksturnya seperti adonan merengue dengan bau susu yang khas. Jamaah lain tertawa-tawa saja melihatnya. Baiklah, setelah maskeran susu unta, rasanya aku dua kali lebih manis dari biasanya, ahahahaa abaikan saja kalimat-kalimat tidak penting di blog ini :D
habis maskeran susu unta, ciamik kan :D |
Setelah kena
bully, ah maksudku setelah melihat unta-unta yang lucu ini, kami juga sudah
belanja oleh-oleh susu unta, kami melanjutkan perjalanan, rute selanjutnya
adalah Masjid Hudaibiyah.
Masjid Hudaibiyah
terletak sekitar 22 km dari Masjid Haram, kita tentu tahu sejarah perjanjian
Hudaibiyah yang terkenal itu. pada tahun ke -6 setelah hijrah, sekitar 1400
kaum muslimin berangkat dari Madinah ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Namun,
kaum Quraisy tidak mengizinkan mereka masuk ke tanah haram, demi menghindarkan
pertumpahan darah, maka dibuatlah perjanjian antara kaum Muslimin dan kaum
Quraisy, yang sebenarnya merugikan kaum Muslim. Perjanjian itu dilaksanakan di
Hudaibiyah, disebuah tempat yang kemudian dibangunlah Masjid diatasnya,
ditempat itu pula Kaum Muslimin bersumpah setia atau berbaiat kepada Rasulullah
SAW, di bawah sebuah pohon benama Baiturridwan, namun saat Rasulullah tiada,
untuk menghindari orang-orang berbuat syirik, pohon tersebut ditebang oleh
khalifah Umar ibn Khattab ra.
Ini Masjid yang baru, Masjid Hudaibiyah yang asli sudah hancur dan tinggal puing saja, ada di sebelah Masjid ini. |
Banyak
jamaah yang salah kaprah, masjid yang ada saat ini bukanlah masjid bersejarah
yang dimaksud. Masjid asli tempat bersejarah itu sudah dihancurkan, kini hanya
tersisa puing-puingnya saja. Ustad pun tidak membawa kami masuk ke Masjid, dia
membawa kami ke bagian puing-puing tempat dahulu Masjid ini berdiri,ustad
bercerita sejenak mengenai sejarah perjanjian Hudaibiyah kemudian memimpin kami berdoa. Ustad juga
melarang kami menulis nama di dinding, di batu atau dimana saja, kami juga
dilarang mengambil mengambil batu atau tanah dari tanah haram.
Setelah
selesai berziarah, kami belanja di supermarket yang ada didepan masjid. Aih haus
sekali. Aku membeli jus buah, es krim, juga roti, ahahaha dasar gendut.
Selesai sudah
rute jalan-jalan kami hari ini. Kami kemudian kembali ke hotel. Dalam perjalanan
pulang, ustad sempat memberi ceramah tentang bermacam-macam hal, tapi sayang
sekali saudara-saudara, aku lupa isi ceramahnya. Seingatku, salah satunya ketika
kami melewati sebuah bendungan, ustad bercerita tentang istri Harun ar Rasyid
yang memberikan semua hartanya untuk sedekah untuk pembangunan bendungan agar suplai air
untuk jamaah haji dan umroh terpenuhi. Ustad juga berpesan agar kami solat
jumat ke Masjid Haram baik laki-laki maupun perempuan, pesannya yang lain, agar
kami tidak terlalu sering minum jus, karena sedang di tanah suci, minum air
zam-zam saja, gratis lagi. Aaaaaaaaah itu akuuu, dan kemudian menutup pesannya
dengan menyuruh kami banyak beristirahat, karena hari minggu kami akan kembali
ke tanah air. Hiks, aku tidak ingin kembali sebenarnya.
Baca kisah-kisah dibalik perjalanan di Tanah Haram : Incredible Journey 5,
thank you for blogwalking, i love you :D ceeyuuuuuuuuuu
No comments:
Post a Comment